Adab Ber-Sosial Media
Oleh : Kader
Diskusi Keilmuan |
Dokumentasi selesai diskusi keilmuan. |
Masalah pengunaan sosial media, marak dibicarakan oleh masyarakat sosial bahkan masyarakat mahasiswa yang mengunakan media sosial masih memiliki kekurangan keterampilan atau skill dalam menjalankanya. Maka muncul pertanyaan bagamana cara mengunakan media sosial media yang baik?
Pertanyaan ini dijawab dengan lugas bahwa bersosial media harus disadari sebagai bentuk dakwah amal makruf nahi mungkar, karena sosial media banyak hal yang bisa disampaikan baik melalui akun Facebook, Instagram, Blogger, Youtobe, Twetter, dan Whatsapp. Semua akun ini harus bisa dimanfaatkan sebagai cara bagi kita membagi informasi yang bermanfaat.
Media sosial harus menjadi alat untuk membangun diskusi dan memantau aktifitas berorganisasi. Karena kita bisa melihat aktifitas atau hubungan emosional baik melalui komentar-komentar yang bernilai positif.
Khusus kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah NTB harus dapat mengendalikan diri dalam bersosial media, dalam menanggapi semua kejadian atau masalah sosial. Dengan mengedepankan adap yang dapat menjadi cara untuk menjaga sekuriti organisasi.
Media sosial harus digunakan untuk mengembangka Skill atau kemampuan dalam melakukan tindakan dalam bersosial media. Banyak hal yang bisa dilakukan baik membangun diskusi bahkan menjadi peluang usaha bagi kader dan pemuda yang memiliki skill.
Ada pernyataan ketikan menjadi direktur atau kepala dalam dunia pemerintahan tapi kita tetap menjadi bawahan namun ketika kita memiliki usaha sekecil apapun namun kita tetap akan menjadi bos nya. untuk meraih hal itu perlu konsisten dalam bersosial media.
Jangan sampai kita menyebarkan berita Hoax secara terus menerus maka Hoax itu akan menjadi benar. Hal ini harus dapat kita hindari dalam bersosial media. Untuk itu kita harus peduli dalam membagun wacana untuk membangun pemuda tampa Hoax.
Berdasarkan hal diatas maka bersosial media sangat penting bagi kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. Untuk mengembangkan diri dan membangun wacana intelektual.