Jamaluddin Al Afghani (Melampaui Jamannya)
Sosok Jamaluddin Al
Afghani, tokoh pencetus Panislamisme, Cosmopolitalisme dari bawah
dengan karakteristiknya yang khas, di mana ia mengintegrasikan
nasionalisme dan pan islamisme sebagai pembukan jalan menciptakan
tatanan dunia kosmopolit yang bersandar pada etika transcendental. Ia
adalah bapak nasionalisme mesir, ide nasionalisme dan kosmopolitanisme
bisa hadir bersamaan dan justru saling mmemperkuat satu sama lain dapat
ditelusuri dari sosok Jamaluddin Al Afghani. Bahkan kasus Afghani ini
terbilang unik karena dalam konteks ini ide kosmopolitanisme dari bawah
hadir terlebih dahulu dan kemudian memperkuat ide nasionalisme.
Afghani adalah asli orang Iran namun pemikiran-pemikiranya diakui di
Afghanistan walau ide-idenya berkembang di sana namun ia tidak lupa juga
sama daerahnya sendiri. sebagai suah negara tempat ia lahir, namun
bagaimana ia mengkonstruksi pemikiranya dengan mengembangkan konsepsi
kosmopolitanisme dari bahwa yang tidak memandang bulu. Istilah
kosmopolitansime dari bawah yang dimaksud merujuk pada konsepsi Sausa
Santos, di mana ksomopolitanisme ini berbasis “ruh” perlawanan terhada
tatanan dunia yang tidak adil. Al Afghani percaya bahwa untuk merubah
dunia timur harus ada dua konteks perjuangan harus adanya etika islam
yang dikenal dengan etika transcendental. Kemudian adanay suatu bentuk
nasionalisme yang dapat mendorong semangan. Maka kata Afghani bahwa dua
konteks ini harus bisa disatukan sehingga dapat mengusir ancaman
kolonialisme.
Pemikiran Al Afghani sudah mengakar pada negara arab
terutama mesir yang senantiasa mengaplikasikan pemikiran cosmopolitan
dari bawah, mesir pernah membantu indonesia untuk memperkuan posisi
Indonesia diranah internasional, karena pada saat itu setelah merdeka
1945 masih ada keingginan belanda untuk menguasai Indonesia kembali,
pernah juga mendukung perjuangan kemerdekaan Vietna dari kolonialisme,
kemudia pernah memabantu Al Khattabi ia adalah seorang pejuang yang
pernah memerdekakan negara baru yaitu Rif namun tidak lama kemudia
selama 4 tahunsaja bertahan kemudian datang para colonial prancis dan
portugis yang membawa pasukan 200 ribu menyerbu daerah tersebut kemudian
al Khattabi ditanggkap dan dibuang di madagaskar disana ia kemudian
mendapat bantukan ketika ia mau dipindahkan karena kapal yang membaya
berdiam untuk sementara di mesir akhirnya pemimpin mesir mengetahuinya
dan di bawalah ia keeling mesir yang kemudian membolehkan Al Khattabi
sesuka hatinya tinggal dinegara tersebut. kemudian perancis marah kepada
mesir karna telah membantu atau menolong Al- Khaattabi. Apa yang bisa
diambil dari peristiwa ini ialah bagiman mesir rela membantu negara lain
atau orang lain untuk dapat terlepas dari penjajahan serta hidup aman.
Ini merukan hasil dari aplikasi pemikiran Al Afghani.
Kemudian
setelah terbebas dari kungkungan Belanda, maka indonesia mulai melakukan
bantuan kepada negara-negara yang telah membantunya seperti Tunisia,
artinya indonesia dapat melakukan balas budi. Pada masa perdana menteri
Natsir, datang seoarang penjuang Tunisia yang selalu menyuarakan
nasionalisme dinegaranya akibat dia dikejar oleh pemerintah prancis dan
pada akhirnya ia pernah ditangkap dan melarikan diri dan pernah
bersinggah di Kairo dan disanalah kemudian ia menyebarkan sayap
perjuangan rakyat Tunisia, dalam ranga meminta bantuan dari
negara-negara yang sudah merdeka, salah satunya adalah indonesia yang
mendukung penuh supaya Tunisia merdeka. Oleh karena itu peristiwa ini
sudah menjadi nyata bahwa ide Al Afghani diterapkan oleh negara-negara
di dunia yang tercatat dalam sejarah.
Al afghani dengan
teman-temanya yang berasal dari Mesir, India, dan Turki. di negara
Prancis, perna mendirikan majalah yang ketika itu pernah terbit sampai
delapan belas (18) edisi yang dicetak pada sebuah kamar yang berukuran
kecil di dekat La madeleina kota Paris menjadi ruang redaksi. Tentu
isinya adalah panislamisme, cosmopolitan dari bawah, dan print
capitalism. Majalah itu diberi nama Al Urwatul Wutqo tentu majalah ini
berisi penentangan terhadap kolonialisasi atau penjajahan barat kepada
timur, pejuangan menurut Al-Afghani tentu dengan keuatan barat seperti
teknologi dll. Semua itu harus dimanfaatkan sebagai alat perjuangan
karena untuk melawan barat harus meniru peradaban barat. Maka yang
ditonjolkan bagaimana bangsa timur berjuang untuk membebaskan diri.
Majalah ini walau umurnya pendek, namun sangat berpengaruh bagi para
pemikir seperti, Rasyid Ridha dari kalangan islamis, Ibrahim Al
Muwaylihi jurnalis Mesir, Saad Zaghul Pasha yang sekuler sekalipun.
Serta Abduh. Oleh karena itu, dunia timur dan dunia islam secara khusus
terpengaruh oleh pemikiran Al Afghani.
Dalam etika perdebatan
ideology Al Afghani membenci barat karena ideology imperialism
danmaterialisme yang dianut batat, sedangkan hal yang ia kagumi dari
barat ialah pengembangan sains dan teknologi. Pemikiran ini sama dengan
pemikiran postmarxis yang dikemukakan Chantal Mauffe, ia memiliki
pandangan yang unik membedakan anatara adversary dan enemy, adversay
diatikan sebagai pihak yang harus dihancurkan ideologinya, namun tidak
menghancurkan eksistensinya (secara fisik). Sedangkan Enemy merupakan
pihak yang harus dihancurkan baik ideology maupun eksistensinya (secara
fisik). Al Afghani percaya ada ruang untuk bertemu dan ada ruang untuk
berseteru. Untuk mengambarkan etika perdebatan ideologis ala Al Afghani
dapat ditemukan pada sosok M Natsir sebagai tokoh yang gigih
memperjuangkan ideology islam. Pada saat itu Indonesia sempat mengalami
periode demokrasi liberal, konstitusi negara ketika itu adalah
undang-undang sementara 50, undang ini diganti dengan undang-undang baru
yang disahkan oleh konstituante. Kehadiran konstituante memberikan
peluang bagi kalangan islam untu menyalurkan aspirasinya, termasuk
gagasan untuk menjadikan islam sebagai dasar neraga. Pada masa demokrasi
liberal banyak muncul pengusung ideologi lain yang berebut untuk
menjadi sebuah ideologi negara. Pada saat itu kelompok yang berseteru
kuat adalah islam dan komunis. Maka kemudian Natsir mendapat cengkaman
dari Nyoto selaku tokoh komunis yang beranggapan bahwa Natsir sikapnya
berubah-ubah karena dahulu menerima pancasila namun saat ini mendukung
ideologi islam. Kenapa Natsir demikian perilakunya karena diakibatkan
tafsiran pancasila saat itu cenderung kabur sehingga ia lebih memilih
ideologi islam sebagai penggantinya yang lebih jelas dan tidak
multitafsir.
Kemudian tokoh yang menentang M Natsir adalah Aidit
selaku tokoh komunis pula, menentang Natsir yang inggin menerapkan
idelogi silam di Indonesia, karena Aidit memiliki keingginan yang
berbeda agar indonesia mengadopsi paham komunis. Perang ideologi ini
berlangsung sangat seru, dalam persidangan di parlemen/ dewan
konstituante mereka berperang ideologi. namun setelah itu mereka
layaknya seperti teman akrab. Duduk bersama membicarakan masalah
keluarga, menikmati kopi bersama, pulang kerumah bersama-sama, bahkan
Aidit pernah memboceng Natsir pulang kerumanya. Serta dikesempatan yang
lain kedua tokoh ini pernah makan sate bersama-sama. Natsir juga pernah
bertentangan ideologi dengan Kristen yang diwakili I,J. Kasimo, F.S.
Hariyadi, J. Leimena dan A.M. Tambunan. Bahkan pernah bertentangan
sengit Soekarno dan Natsir yang berujuk pada penahanan diri Natsir di
penjara tidak membuatnya saat bebas di era orde baru mengeluarkan makian
dan celaan pada pribadi soekarno. Ini adalah kisah yang luar biasa yang
sudah diperlihatkan oleh tokoh bangsa Indonesia. tapi memang rasanya
terlihat aneh karena mereka saling bertentangan secara ideologi, namun
ada suatu konstruksi pemikiran yang dibangun M Natsir sebagai seorang
modernis bahwa ada ruang untuk berseteru, yakni di parlemen dan dewan
konstituante, dan ada pula ruang untuk bertemu. Artinya ini sudah
menunjukkan bagaimana pengaruh pemikiran atau ide Al Afghani khusus pada
etika perdebatan ideologi.
Sumber :
Nuruddin Al Akbar. 2017.
Ketika Nasionalisme dan Kosmopolitanisme Mampu Berdampingan: Refleksi
Kritis Gagasan Kosmopolitanisme dari Bawah ala Al Afghani. Prosiding
internasional konferens, Yogyakarta: SDU Pres.
The aim of this blogger is to write about Indonesian history from animism and dynamism, Hindu-Buddhist times, times of Islam, colonialism, modern times and contemporary history.
Jumat, 29 Desember 2017
Senin, 18 Desember 2017
Tukang Becak
Tukang Becak
Oleh : Faidin
Nim : 1605106
Kehidupan sukar akan makna, berpikir mencari nafkah
menjadi suatu konstruksi pemikiran yang dibagun dalam akal pikiran tukang
becak, memikirkan bagaimana caranya mendapatkan uang, membiayai keluarga, dan anak-anaknya.
Cara berpikir ini sudah menjadi dogma dalam perilaku tukang becak, tidak heran
kita melihat tukang becak yang nongkrong dipingir jalan dengan koleganya
berbica mengenai sudah seberapa banyak penumpang yang kamu angkut, sudah berapa
tarikan yang kamu dapatkan hari ini, sudah menjadi wacana tanpa pamrih dalam
benak tukang becak, hidup serba kekurangan, tapi motivasi mereka luar biasa
berserah diri sama yang kuasa dengan usaha menarik beca.
Apadaya keadaan dalam bermasyarakat kontemporer ini yang
kaya tambah kaya, yang miskin tambah miskin, penarik beca tambah tertindas yang
berjaya kendaraan serba online, paradigma postivisme atau dikenal dengan paradigma
yang dibagun atas modern atau
universalitas, yang mengangap manusialah yang berhak mengatur dunia dan tidak
heran kemudian industri merajalela, kendaraan berasap dimana-mana, menebang
pohon sehingga ekosistem rusak, yang dikenal dengan eksploitasi besar-besaran.
Oleh manusia yang berkuasa bisa dikatakan pertentangan kaum proletar dan
borjuasi yang terus berjalan. Dengan praktek pengusaha dan pengemis.
Aneh rasanya ketika melihat ada para tukang becak pegang
handphone yang canggih dan kandang kala mereka tidak memilikinya, tentu keadaan
ini pula ynag membuat mereka bertahan dengan cara berpikir tradisional, dengan
membawa kendaraan yang tidak polusi, aman dan nyaman, menjadi suatu keunikan
tersendiri bagi tukang becak. Kendala-kendala yang dihadapi oleh tukang becak
yaitu kalah bersaing dengan kolong merat yang memiliki HP canggih, namun dengan perilaku dan tindakan tukang
becak ini sebenarnya mampu menjaga ekosistem bumi serta menjaga oksigen yang
selalu dihirup oleh manusia, sehingga dikenal dengan ramah lingkungan.
Sungguh ironi bila tukang becak tidak dapat bertahan dengan
persaingan yang begitu ketat, karena sudah jarang kita lihat tukang becak
berkeliaran untuk mencari penumpang, mereka hanya mangkal ditempat biasa, walau
demikian mereka bisa bertahan, walau tertempa dijaman yang seram dan suram.
Tukang becak seharusnya menjadi suatu cerminan untuk melihat kehidupan manusia
kini, karena kita masih mengikuti hidup dalam pangan positivisme yang mengangan
hidup itu berkelanjutan mulai lahir, beranjak kanak-kanak, bisa jalan,
berbicara, bisa berpikir, remaja, dewasa, dan tua. Menjadikan cara berpikir ini
terus naik-dan naik, tidak seperti pandagan posmodernisme yang membawa manusia
pada suatu dekonstruksi dengan membongkar keadaan dan membangun suatu yang baru
dan unik, maka tukang becak ini untuk menjawab tantangan abad dua 21 harus
terlihat unik dan menarik, serta mampu dengan cara membangun kreativitas dan
inonovasi dengan becaknya.
Tantangan abad 21 satu sudah menjadi tantangan yang tidak
bisa dipungkiri lagi akan ada dan berdampak pada kehidupan masyarakat, untuk
menjawab itu dilingkungan tukang becak harus ada kegiatan yang dapat membangun
cakrawala berpikir tukang becak sehingga tidak menjual becaknya tapi bagaimana
becak ini dapat menarik perhatian wisatawan baik dalam negeri maupun luar
negeri. Dengan demikian tukang becak dapat menyaingi kendaran yang serba
online. Maka akan terjadi suatu emansipasi dengan cara berpikir yang seimbang
dalam hal ini paulo freire, mengatakan pendidikan harus dapat membebaskan. Maka
tukang becak juga harus dapat keluar dari kondisi yang kurang menguntungkan
buat mereka.
Kendaraan yang ramah lingkungan akan dapat dijaga jika
cara berpikir antroposentris ditinggalkan dan kembali pada ekosentris, atau
dalam buku (Supriatna, N) dikenal dengan ekopedagogik, yang menganggap
pentingnya lingkungan untuk dijaga dan dilestarikan tentu melalui proses
pendidikan atau mendidik generasi bangsa sebagai cara untuk melahirkan peserta
didik yang memiliki cara berpikir yang konstruktif. Memang aneh kelihatannya
namun posmoderent memberikan bukti bahwa dapat dilakukan suatu dekonstruksi yang
mampu melahirkan suatu produk becak yang unik yang dapat membantu ekonomi
tukang becak. Kalau tidak demikian jangan heran melihat tukang becak menderita,
susah, berpenyakitan, karena apa ekonomi yang tidak mendukung untuk makan saja
susah apalagi mau berobat, walau ada yang gratis tapi itu tidak menjamin.
Mengutip dari pemikiran Capra maka alam ini harus dijaga
dengan cara memelihara lingkungan melalui cara berpikir bahwa manusia dan alam
memiliki peran yang seimbang, dan dapat membuat lingkungan ini terjaga. kembali
lagi kendaraan yang dapat menjawab itu semua adalah tukang becak, bukan ,motor,
mobil, dll. Sudah menjadi bukti melihat kemacetan dimana-mana diakibatkan oleh
banyaknya kendaraan yang berjalan sehingga polusi udara membuat yang
menghirupnya berpenyakitan. Coba dibangun cara berpikir dengan pandangan Jurgen
Habermas, yang menganngap bahwa untuk membagun pengetahuan, serta sejarah perlu
ada cara pandang yang menjadi suatu pedoman yaitu adanya pertanyaan emansipasi,
bagaimana keseimbangan inilah yang harus terus dijaga dan dibangun dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Pendidikan sangat penting bagi para tukang becak, kenapa
demikian karena banyak diantara anak tukang becak hanya berpendidikan sampai
SMA dan tidak jarang juga yang tamat sampai SD dan SMP. Ini suatu ironi karena
masih banyak anak tukang becak tidak bisa melanjutkan pada perguruan tinggi. Masalah
yang serius bagi generasi yang dilahirkan oleh orangtua yang berprofesi sebagai
tukang becak. Karena cara berpikir orang tua juga yang masih salah kaprah
mengaggap pendidikan itu cukup sampai SMA saja setelah itu bekerja, namun apa
yang terjadi banyak penganguran, orang yang meminta-minta akibat tidak bisa
ditampung oleh dunia kerja. Tentu yang perlu diribah baik dari anak-anak tukang
becak serta mereka sebagai orang tua. Menjadi objek yang harus dilakukan
dekonstruksi pemikiranya agar pemikiran mereka tidak kolot lagi tapi bagiamana
pemikiran mereka maju dan dapat bersaing pada era globalisasi saat ini.
Kebangkitan tukang becak tidaklah semudah yang
dibayangkan, namun bagimana tukang becak ini menjadi suatu yang memiliki nilai
yang kongkrit perlu adanya langkah perbaikan yang ada dalam cara berpikirnya,
walaupu mereka miskin, tidak berpenghasilan banyak tapi morivasi mereka harus
terus dijaga agar anak-anak yang dilahirkan dari mereka dapat berpikir yang
seimbang dengan anak-anak yang lain. sejarah sebagai suatu konstruksi ideologis
bisa digunakan untuk membantu mereka mengali potensi karena sejarah adalah suatu
carapandang yang melihat masalalu, kini dan yang akan datang. Tentu untuk
mebangun cara berpikir seperti iu sejarah harus terus ditanamkan dalam
libgkungan anak-anak agar mereka senag dan bangga dengan orang tua mereka yang
selalu menjaga ekosistem.
Solusi kongkrit dari penulis bahwa tukang becak harus
dipertahankan, dengan apa? Yaitu dengan membuat becak yang unik berdasarkan
cara pandag posmodernisme dan dibuatkan tulisan tentang sejarahnya
dekonstruktif dan dengan paradigma ekosentris becak menjadi suatu alat
trasportasi yang unik dan ramah lingkungan. Serta dengan cara berpikir kiritis
yaitu yang dirubah ialah tukang becak dan generasi yang mereka lahirkan,
sehingga melahikan suatu generasi yang memiliki potensi untuk bersaig secara cerdas dan mengedepankan akal sehat.
Langganan:
Postingan (Atom)
Pendidikan Kesadaran
Pendidikan Kesadaran Pendidikan adalah bagian penting untuk menyelamatkan bangsa Indonesia sebagai sebuah bangsa yang utuh dan berkembang, ...
-
Nasionalisme dalam pandangan (Ernest Gellner) Nasionalisme Menurut Ernest (1983) dalam bukunya yang berjudul “ nations and nationalism”...
-
Al-Qur’an S ebagai P edoman H idup Allah Swt sebagai pencipta membuat pedoman dan petunjuk, bagi umat manusia. karena Al-Qur’an...