Jumat, 29 Desember 2017

Jamaluddin Al Afghani (Melampaui Jamannya)

Jamaluddin Al Afghani (Melampaui Jamannya)

Sosok Jamaluddin Al Afghani, tokoh pencetus Panislamisme, Cosmopolitalisme dari bawah dengan karakteristiknya yang khas, di mana ia mengintegrasikan nasionalisme dan pan islamisme sebagai pembukan jalan menciptakan tatanan dunia kosmopolit yang bersandar pada etika transcendental. Ia adalah bapak nasionalisme mesir, ide nasionalisme dan kosmopolitanisme bisa hadir bersamaan dan justru saling mmemperkuat satu sama lain dapat ditelusuri dari sosok Jamaluddin Al Afghani. Bahkan kasus Afghani ini terbilang unik karena dalam konteks ini ide kosmopolitanisme dari bawah hadir terlebih dahulu dan kemudian memperkuat ide nasionalisme.
Afghani adalah asli orang Iran namun pemikiran-pemikiranya diakui di Afghanistan walau ide-idenya berkembang di sana namun ia tidak lupa juga sama daerahnya sendiri. sebagai suah negara tempat ia lahir, namun bagaimana ia mengkonstruksi pemikiranya dengan mengembangkan konsepsi kosmopolitanisme dari bahwa yang tidak memandang bulu. Istilah kosmopolitansime dari bawah yang dimaksud merujuk pada konsepsi Sausa Santos, di mana ksomopolitanisme ini berbasis “ruh” perlawanan terhada tatanan dunia yang tidak adil. Al Afghani percaya bahwa untuk merubah dunia timur harus ada dua konteks perjuangan harus adanya etika islam yang dikenal dengan etika transcendental. Kemudian adanay suatu bentuk nasionalisme yang dapat mendorong semangan. Maka kata Afghani bahwa dua konteks ini harus bisa disatukan sehingga dapat mengusir ancaman kolonialisme.
Pemikiran Al Afghani sudah mengakar pada negara arab terutama mesir yang senantiasa mengaplikasikan pemikiran cosmopolitan dari bawah, mesir pernah membantu indonesia untuk memperkuan posisi Indonesia diranah internasional, karena pada saat itu setelah merdeka 1945 masih ada keingginan belanda untuk menguasai Indonesia kembali, pernah juga mendukung perjuangan kemerdekaan Vietna dari kolonialisme, kemudia pernah memabantu Al Khattabi ia adalah seorang pejuang yang pernah memerdekakan negara baru yaitu Rif namun tidak lama kemudia selama 4 tahunsaja bertahan kemudian datang para colonial prancis dan portugis yang membawa pasukan 200 ribu menyerbu daerah tersebut kemudian al Khattabi ditanggkap dan dibuang di madagaskar disana ia kemudian mendapat bantukan ketika ia mau dipindahkan karena kapal yang membaya berdiam untuk sementara di mesir akhirnya pemimpin mesir mengetahuinya dan di bawalah ia keeling mesir yang kemudian membolehkan Al Khattabi sesuka hatinya tinggal dinegara tersebut. kemudian perancis marah kepada mesir karna telah membantu atau menolong Al- Khaattabi. Apa yang bisa diambil dari peristiwa ini ialah bagiman mesir rela membantu negara lain atau orang lain untuk dapat terlepas dari penjajahan serta hidup aman. Ini merukan hasil dari aplikasi pemikiran Al Afghani.
Kemudian setelah terbebas dari kungkungan Belanda, maka indonesia mulai melakukan bantuan kepada negara-negara yang telah membantunya seperti Tunisia, artinya indonesia dapat melakukan balas budi. Pada masa perdana menteri Natsir, datang seoarang penjuang Tunisia yang selalu menyuarakan nasionalisme dinegaranya akibat dia dikejar oleh pemerintah prancis dan pada akhirnya ia pernah ditangkap dan melarikan diri dan pernah bersinggah di Kairo dan disanalah kemudian ia menyebarkan sayap perjuangan rakyat Tunisia, dalam ranga meminta bantuan dari negara-negara yang sudah merdeka, salah satunya adalah indonesia yang mendukung penuh supaya Tunisia merdeka. Oleh karena itu peristiwa ini sudah menjadi nyata bahwa ide Al Afghani diterapkan oleh negara-negara di dunia yang tercatat dalam sejarah.
Al afghani dengan teman-temanya yang berasal dari Mesir, India, dan Turki. di negara Prancis, perna mendirikan majalah yang ketika itu pernah terbit sampai delapan belas (18) edisi yang dicetak pada sebuah kamar yang berukuran kecil di dekat La madeleina kota Paris menjadi ruang redaksi. Tentu isinya adalah panislamisme, cosmopolitan dari bawah, dan print capitalism. Majalah itu diberi nama Al Urwatul Wutqo tentu majalah ini berisi penentangan terhadap kolonialisasi atau penjajahan barat kepada timur, pejuangan menurut Al-Afghani tentu dengan keuatan barat seperti teknologi dll. Semua itu harus dimanfaatkan sebagai alat perjuangan karena untuk melawan barat harus meniru peradaban barat. Maka yang ditonjolkan bagaimana bangsa timur berjuang untuk membebaskan diri. Majalah ini walau umurnya pendek, namun sangat berpengaruh bagi para pemikir seperti, Rasyid Ridha dari kalangan islamis, Ibrahim Al Muwaylihi jurnalis Mesir, Saad Zaghul Pasha yang sekuler sekalipun. Serta Abduh. Oleh karena itu, dunia timur dan dunia islam secara khusus terpengaruh oleh pemikiran Al Afghani.
Dalam etika perdebatan ideology Al Afghani membenci barat karena ideology imperialism danmaterialisme yang dianut batat, sedangkan hal yang ia kagumi dari barat ialah pengembangan sains dan teknologi. Pemikiran ini sama dengan pemikiran postmarxis yang dikemukakan Chantal Mauffe, ia memiliki pandangan yang unik membedakan anatara adversary dan enemy, adversay diatikan sebagai pihak yang harus dihancurkan ideologinya, namun tidak menghancurkan eksistensinya (secara fisik). Sedangkan Enemy merupakan pihak yang harus dihancurkan baik ideology maupun eksistensinya (secara fisik). Al Afghani percaya ada ruang untuk bertemu dan ada ruang untuk berseteru. Untuk mengambarkan etika perdebatan ideologis ala Al Afghani dapat ditemukan pada sosok M Natsir sebagai tokoh yang gigih memperjuangkan ideology islam. Pada saat itu Indonesia sempat mengalami periode demokrasi liberal, konstitusi negara ketika itu adalah undang-undang sementara 50, undang ini diganti dengan undang-undang baru yang disahkan oleh konstituante. Kehadiran konstituante memberikan peluang bagi kalangan islam untu menyalurkan aspirasinya, termasuk gagasan untuk menjadikan islam sebagai dasar neraga. Pada masa demokrasi liberal banyak muncul pengusung ideologi lain yang berebut untuk menjadi sebuah ideologi negara. Pada saat itu kelompok yang berseteru kuat adalah islam dan komunis. Maka kemudian Natsir mendapat cengkaman dari Nyoto selaku tokoh komunis yang beranggapan bahwa Natsir sikapnya berubah-ubah karena dahulu menerima pancasila namun saat ini mendukung ideologi islam. Kenapa Natsir demikian perilakunya karena diakibatkan tafsiran pancasila saat itu cenderung kabur sehingga ia lebih memilih ideologi islam sebagai penggantinya yang lebih jelas dan tidak multitafsir.
Kemudian tokoh yang menentang M Natsir adalah Aidit selaku tokoh komunis pula, menentang Natsir yang inggin menerapkan idelogi silam di Indonesia, karena Aidit memiliki keingginan yang berbeda agar indonesia mengadopsi paham komunis. Perang ideologi ini berlangsung sangat seru, dalam persidangan di parlemen/ dewan konstituante mereka berperang ideologi. namun setelah itu mereka layaknya seperti teman akrab. Duduk bersama membicarakan masalah keluarga, menikmati kopi bersama, pulang kerumah bersama-sama, bahkan Aidit pernah memboceng Natsir pulang kerumanya. Serta dikesempatan yang lain kedua tokoh ini pernah makan sate bersama-sama. Natsir juga pernah bertentangan ideologi dengan Kristen yang diwakili I,J. Kasimo, F.S. Hariyadi, J. Leimena dan A.M. Tambunan. Bahkan pernah bertentangan sengit Soekarno dan Natsir yang berujuk pada penahanan diri Natsir di penjara tidak membuatnya saat bebas di era orde baru mengeluarkan makian dan celaan pada pribadi soekarno. Ini adalah kisah yang luar biasa yang sudah diperlihatkan oleh tokoh bangsa Indonesia. tapi memang rasanya terlihat aneh karena mereka saling bertentangan secara ideologi, namun ada suatu konstruksi pemikiran yang dibangun M Natsir sebagai seorang modernis bahwa ada ruang untuk berseteru, yakni di parlemen dan dewan konstituante, dan ada pula ruang untuk bertemu. Artinya ini sudah menunjukkan bagaimana pengaruh pemikiran atau ide Al Afghani khusus pada etika perdebatan ideologi.

Sumber :
Nuruddin Al Akbar. 2017. Ketika Nasionalisme dan Kosmopolitanisme Mampu Berdampingan: Refleksi Kritis Gagasan Kosmopolitanisme dari Bawah ala Al Afghani. Prosiding internasional konferens, Yogyakarta: SDU Pres.

Senin, 18 Desember 2017

Tukang Becak



Tukang Becak

Oleh : Faidin
Nim : 1605106
Kehidupan sukar akan makna, berpikir mencari nafkah menjadi suatu konstruksi pemikiran yang dibagun dalam akal pikiran tukang becak, memikirkan bagaimana caranya mendapatkan uang, membiayai keluarga, dan anak-anaknya. Cara berpikir ini sudah menjadi dogma dalam perilaku tukang becak, tidak heran kita melihat tukang becak yang nongkrong dipingir jalan dengan koleganya berbica mengenai sudah seberapa banyak penumpang yang kamu angkut, sudah berapa tarikan yang kamu dapatkan hari ini, sudah menjadi wacana tanpa pamrih dalam benak tukang becak, hidup serba kekurangan, tapi motivasi mereka luar biasa berserah diri sama yang kuasa dengan usaha menarik beca.
Apadaya keadaan dalam bermasyarakat kontemporer ini yang kaya tambah kaya, yang miskin tambah miskin, penarik beca tambah tertindas yang berjaya kendaraan serba online, paradigma postivisme atau dikenal dengan paradigma yang dibagun atas modern  atau universalitas, yang mengangap manusialah yang berhak mengatur dunia dan tidak heran kemudian industri merajalela, kendaraan berasap dimana-mana, menebang pohon sehingga ekosistem rusak, yang dikenal dengan eksploitasi besar-besaran. Oleh manusia yang berkuasa bisa dikatakan pertentangan kaum proletar dan borjuasi yang terus berjalan. Dengan praktek pengusaha dan pengemis.
Aneh rasanya ketika melihat ada para tukang becak pegang handphone yang canggih dan kandang kala mereka tidak memilikinya, tentu keadaan ini pula ynag membuat mereka bertahan dengan cara berpikir tradisional, dengan membawa kendaraan yang tidak polusi, aman dan nyaman, menjadi suatu keunikan tersendiri bagi tukang becak. Kendala-kendala yang dihadapi oleh tukang becak yaitu kalah bersaing dengan kolong merat yang memiliki HP canggih,  namun dengan perilaku dan tindakan tukang becak ini sebenarnya mampu menjaga ekosistem bumi serta menjaga oksigen yang selalu dihirup oleh manusia, sehingga dikenal dengan ramah lingkungan.
Sungguh ironi bila tukang becak tidak dapat bertahan dengan persaingan yang begitu ketat, karena sudah jarang kita lihat tukang becak berkeliaran untuk mencari penumpang, mereka hanya mangkal ditempat biasa, walau demikian mereka bisa bertahan, walau tertempa dijaman yang seram dan suram. Tukang becak seharusnya menjadi suatu cerminan untuk melihat kehidupan manusia kini, karena kita masih mengikuti hidup dalam pangan positivisme yang mengangan hidup itu berkelanjutan mulai lahir, beranjak kanak-kanak, bisa jalan, berbicara, bisa berpikir, remaja, dewasa, dan tua. Menjadikan cara berpikir ini terus naik-dan naik, tidak seperti pandagan posmodernisme yang membawa manusia pada suatu dekonstruksi dengan membongkar keadaan dan membangun suatu yang baru dan unik, maka tukang becak ini untuk menjawab tantangan abad dua 21 harus terlihat unik dan menarik, serta mampu dengan cara membangun kreativitas dan inonovasi dengan becaknya.
Tantangan abad 21 satu sudah menjadi tantangan yang tidak bisa dipungkiri lagi akan ada dan berdampak pada kehidupan masyarakat, untuk menjawab itu dilingkungan tukang becak harus ada kegiatan yang dapat membangun cakrawala berpikir tukang becak sehingga tidak menjual becaknya tapi bagaimana becak ini dapat menarik perhatian wisatawan baik dalam negeri maupun luar negeri. Dengan demikian tukang becak dapat menyaingi kendaran yang serba online. Maka akan terjadi suatu emansipasi dengan cara berpikir yang seimbang dalam hal ini paulo freire, mengatakan pendidikan harus dapat membebaskan. Maka tukang becak juga harus dapat keluar dari kondisi yang kurang menguntungkan buat mereka.
Kendaraan yang ramah lingkungan akan dapat dijaga jika cara berpikir antroposentris ditinggalkan dan kembali pada ekosentris, atau dalam buku (Supriatna, N) dikenal dengan ekopedagogik, yang menganggap pentingnya lingkungan untuk dijaga dan dilestarikan tentu melalui proses pendidikan atau mendidik generasi bangsa sebagai cara untuk melahirkan peserta didik yang memiliki cara berpikir yang konstruktif. Memang aneh kelihatannya namun posmoderent memberikan bukti bahwa dapat dilakukan suatu dekonstruksi yang mampu melahirkan suatu produk becak yang unik yang dapat membantu ekonomi tukang becak. Kalau tidak demikian jangan heran melihat tukang becak menderita, susah, berpenyakitan, karena apa ekonomi yang tidak mendukung untuk makan saja susah apalagi mau berobat, walau ada yang gratis tapi itu tidak menjamin.
Mengutip dari pemikiran Capra maka alam ini harus dijaga dengan cara memelihara lingkungan melalui cara berpikir bahwa manusia dan alam memiliki peran yang seimbang, dan dapat membuat lingkungan ini terjaga. kembali lagi kendaraan yang dapat menjawab itu semua adalah tukang becak, bukan ,motor, mobil, dll. Sudah menjadi bukti melihat kemacetan dimana-mana diakibatkan oleh banyaknya kendaraan yang berjalan sehingga polusi udara membuat yang menghirupnya berpenyakitan. Coba dibangun cara berpikir dengan pandangan Jurgen Habermas, yang menganngap bahwa untuk membagun pengetahuan, serta sejarah perlu ada cara pandang yang menjadi suatu pedoman yaitu adanya pertanyaan emansipasi, bagaimana keseimbangan inilah yang harus terus dijaga dan dibangun dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Pendidikan sangat penting bagi para tukang becak, kenapa demikian karena banyak diantara anak tukang becak hanya berpendidikan sampai SMA dan tidak jarang juga yang tamat sampai SD dan SMP. Ini suatu ironi karena masih banyak anak tukang becak tidak bisa melanjutkan pada perguruan tinggi. Masalah yang serius bagi generasi yang dilahirkan oleh orangtua yang berprofesi sebagai tukang becak. Karena cara berpikir orang tua juga yang masih salah kaprah mengaggap pendidikan itu cukup sampai SMA saja setelah itu bekerja, namun apa yang terjadi banyak penganguran, orang yang meminta-minta akibat tidak bisa ditampung oleh dunia kerja. Tentu yang perlu diribah baik dari anak-anak tukang becak serta mereka sebagai orang tua. Menjadi objek yang harus dilakukan dekonstruksi pemikiranya agar pemikiran mereka tidak kolot lagi tapi bagiamana pemikiran mereka maju dan dapat bersaing pada era globalisasi saat ini.
Kebangkitan tukang becak tidaklah semudah yang dibayangkan, namun bagimana tukang becak ini menjadi suatu yang memiliki nilai yang kongkrit perlu adanya langkah perbaikan yang ada dalam cara berpikirnya, walaupu mereka miskin, tidak berpenghasilan banyak tapi morivasi mereka harus terus dijaga agar anak-anak yang dilahirkan dari mereka dapat berpikir yang seimbang dengan anak-anak yang lain. sejarah sebagai suatu konstruksi ideologis bisa digunakan untuk membantu mereka mengali potensi karena sejarah adalah suatu carapandang yang melihat masalalu, kini dan yang akan datang. Tentu untuk mebangun cara berpikir seperti iu sejarah harus terus ditanamkan dalam libgkungan anak-anak agar mereka senag dan bangga dengan orang tua mereka yang selalu menjaga ekosistem.
Solusi kongkrit dari penulis bahwa tukang becak harus dipertahankan, dengan apa? Yaitu dengan membuat becak yang unik berdasarkan cara pandag posmodernisme dan dibuatkan tulisan tentang sejarahnya dekonstruktif dan dengan paradigma ekosentris becak menjadi suatu alat trasportasi yang unik dan ramah lingkungan. Serta dengan cara berpikir kiritis yaitu yang dirubah ialah tukang becak dan generasi yang mereka lahirkan, sehingga melahikan suatu generasi yang memiliki potensi untuk bersaig secara cerdas dan mengedepankan akal sehat.

Pendidikan Kesadaran

 Pendidikan Kesadaran Pendidikan adalah bagian penting untuk menyelamatkan bangsa Indonesia sebagai sebuah bangsa yang utuh dan berkembang, ...