Al-Qur’an Sebagai Pedoman Hidup
Allah Swt sebagai pencipta membuat
pedoman dan petunjuk, bagi umat manusia. karena Al-Qur’an sesungguhnya bacaan yang
sangat muliya, Alllah Swt pertegas, bahwasannya sudah aku sempurnakan agama Islam
kepadamu wahai manusia, agar kamu dapat bersukur (QS. Al-Baqaroh ayat 152). Serta Allah Swt tidak senang kepada umat
yang saling membunuh, namun Allah Swt senang kepada umat yang saling tolong
menolong dan membangun uhwa persatuan (QS. Al-Qasroh ayat 77).
Nabi Muhammad Saw, berpesan bahwa kutinggalkan
dua pusaka bagi umat Islam yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah (Bukhari Muslim). Sebagai pedoman dan
petunjuk dalam mengarungi bahtera dunia, namun tidak lupa
juga kita bahwa Al-Qur’an, sebagai pentunjuk yang sudah paten dan tidak ada
tawar menawar lagi. Maka kita sebagai umat Islam juga harus lebih memahami dan dapat
mengimplementasikan nilai-nilai Qur’ani dalam hidup.
Perlu di ingat sebagaimana
Muhammad Abduh pernah mengataka. Umat Islam tertinggal karena mereka
meninggalkan agamanya, artinya bahwa kalau kita jauh dari pedoma hidup yang
hakiki yaitu Al-Qur’an maka jangan heren kita akan miskin dalam ranah ekonomi, Politik
dan sosial. Untuk itu perlu kita jadikan Al-Qur’an sebagai pedoman nomor satu
Umat Islam.
Dalam dinamika umat Islam
kekinian, pertarungan pemahaman sehingga Umat Islam menjadi ter-kotak-kotak, inilah
keingginan dunia barat membuat Umat Islam terpecah dan kemudian Umat Islam
dapat mengikuti milah atau perilaku dunia Barat. Tentu Hal ini perlu kita satukan
cara berpikir umat Islam dengan memperdalam Ilmu dalam memahami Al-Qur’an.
Mengutip pendapatnya Muhammad
Ikbal, dalam bukunya rekonstruksi relijius, ada kritikan yang menarik bahwa Umat
Islam terlalu romatis memahami sejarah umat Islam terdahulu, mengagung agungkan
pengaruh dan kekuasaa Islam di masa lalu. Namun Umat Islam lupa mempersiapkan masa depannya.
Terlalu banyak orang yang rasional atau pintar sehingga menganggap Islam sudah
finis memahaminya. Padahal Islam juga menganjurkan adanya pintu Ijtihat atau
pembaharuan dalam menjalankan sariat Islam.
Kita jangan menutup diri
dengan keadaan di abad 21 ini, perlu membuka diri dan memahami Islam lebih
mendalam baik secara teks maupun konteksnya, sehingga kita bisa meraih ketenangan
hidup dan hidup yang sejahtera ketika kita yakin dan percaya pada Al-Qur’an.
Kiyai Ahmad Dahlan sudah mengajarkan perlu adanya purifikasi atau pemurnian
ajaran Islam dan pembaharuan sehingga Islam dapat menyesuaikan diri di era refolusi Industri
4.0.
Semoga kita dapat menjadi
umat terbaik yang dapat menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup.