“Perbudakan dibangsa sendiri”
Kerisauan anak bangsa |
Pemerintahan yang berkemang di Indonesia saat ini yang sejak orde lama sampai pada orde reformasi yang dianggap modern sangat minim akan kesejahteraan, kenyataan doktrin yang berkambang di bangsa ini adalah doktrin penjajah dimana para pegawai negeri dianggap sebagai budak bangsa mereka hanya bisa bekerja sesuai jadwal yang ditentukan dengan upah yang standar yang sangat sulit naiknya.
Butuh waktu yang lama bagi para PNS agar bisa sejahtera, namun nyatanya banyak PNS yang ngutang demi menghidupi keluarga bahkan kendaraan yang mereka bawa adalah hasil kredit yang tiap bulan ditagih dan akan menguras gaji yang sangat minim itu, ini adalah kenyataan riil yang ada dibangsa Indonesia yang tidak ada tawar menawar lagi.
Indonesia sebagai bangsa merdeka masih saja dijajah oleh bangsanya sendiri bukan bangsa lain tapi generasi ke generasilah yang menjajah bangsa ini. karena generasi di didik dengan cara perbudakan tidak ada upaya untuk membangun kreativitas akan tetapi mereka disediakan untuk masuk dunia kerja yang pada kenyataanya lapangan pekerjaan no adanya.
Tidak ada pekerjaan yang tersedia bagi para lulusan sarjana tiap tahun yang jutaan orang, mau dikemanakan mereka ini kalau tidak dilatih untuk bisa berinovasi untuk membuat lapangan pekerjaan sendiri, hal yang nyata ini harus diperhatikan bukan malah memandang sebelah mata atau mengunakan kacamata kuda hanya ngotot saja melihat penderitaan.
Penderitaan ini dialami oleh setiap generasi apalagi generasi yang belum lahir dibangsa ini mau dikemanakan mereka kalau peluang tidak ada apakah mereka hanya akan menjadi penganguran yang terdidik. Pada akhirnya pendidikan menjadi media yang akan melahirkan penganguran dan penganguran secara terus menerus.
Para Pengangguran saat ini mungkin masih diam-diam saja menerima keadaan mereka oke wajar-wajar saja mereka diam karena dalam pemahaman mereka yang terpenting bisa makan tiga (3) kali sehari, walau belum ada penghasilan pemikiran ini sudah dibawa sejak mereka lahir di bangsa ini karena generasi sebelumnya seperti itu.
Generasi bangsa akhirnya bermental miskin tidak mau usaha tidak mau bekerja apalagi saat ini ada iming-iming mereka akan mendapat gaji dari pemerintah dan pada ujungnya pemerintah akan mencari uang untuk melakukan utang piutang lagi, yang akhirnya terbebani adalah masyarakat, pajak dituntut harus cepat bayar, SIM nda boleh telat, Rajia dimana-mana, membayar listrik, membayar Air PDAM, Jalan Tol, Kereta Api, Pesawat serba mahal.
Semua ini ditangung oleh masyarakat yang menjadi bagian bangsa ini, sudah tidak ada lagi kata dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat tapi berbalik arah yang membuat bangsa ini semakin sengsara, masyarakat kecil selalu menjadi buah bibir yang sangat mengerikan, inilah kenyataan ketertidasan yang tidak diharapkan oleh para pendiri bangsa.
Wajar Sukarno sejak lama merisaukan ketertindasan oleh tangan-tangan bangsa sendiri bukan lagi para penjajah dari negara lain, pemerintah mengajarkan kepada generasi untuk merasa cukup dengan kerja didunia pemerintahan saja. indoktrinasi yang sangat implisit terlihat pada raut wajah perbudakan.
Perbudakan tidak seharusnya ada di bangsa ini, namun apa daya jam kerja yang ketat aturan yang semrawut, pemimpin banyak yang korup, menjadi pemimpin harus mani politik, mereka memperbudak masyarakat dengan uang kertas yang merah dan biru. Masyarakat juga nda bisa menjaga diri karena mata mereka pasti akan merah merona karena mereka adalah budak yang tidak memiliki integritas untuk menjaga diri.
Diri masyarakat sudah tidak dianggap lagi oleh para oknum pemerintah saat ini, masyarakat ibarat buih dilautan yang bisa diombang ambing, oleh mereka yang memiliki jabatan, mereka seenaknya memperbudak masyarakat bahkan karyawannya pun menjadi budak yang dibayar, untuk menyelesaikan pekerjaan pemerintah yang tidak mau tau.
Pemerintah seharusnya sebagai pengayom harus memberikan teladan yang baik serta positif bangi bangsa ini, bukan menjadi contoh yang buruk bagi generasi tunas bangsa. Untuk itu pemerintah harus mengevaluasi diri bahwa yang mereka lakukan selama ini ialah memperbudak bukan memberikan kebebasan bagi generasi bangsa.
Generasi menjadi tertekan oleh ulah pemerintah saat ini gejolak dimana-mana isu rasisme menjadi tren topik, isu kekerasan menjadi hal yang biasa-biasa saja padahal ini adalah suatu keburukan yang terlihat yang harus segera diselesaikan dengan jalan perdamaian dan toleran. Agar tidak muncul kembali isu penistaan agama.
Jaman para Nabi saja toleransi itu sangat beradab tidak ada tumpang tindih akan tetapi selalu merangkum dan mengisi kekurangan masing-masing, tidak ada lagi perbedaan yang ada adalah rasa persatuan yang tertanam sehingga mereka terbiasa dengan keadaan yang berbeda.
Konsep dibangsa ini sudah sangat lengkap apalagi kalau kita melihat dan membaca Bhineka Tunggal Ika yang menjadi slogan bangsa ini yang sangat ampuh untuk menjadi jalan tengah dalam menyelesaikan persoalan kebangsaan yang lagi hangat diberitakan.
Pemberitaan akan selesai jika keterlibatan pemerintah secara utuh memberikan cermin yang nyata yang bisa diikuti oleh masyarakat dan generasi bangsa yang budiman, sehingga kita dapat meraih suatu kesejahteraan sosial dan keadilan yang beradab.