Sabtu, 30 September 2017

PKI Hari ini?



Pki hari ini?
Konon, banyak diantara masyarakat Indonesia saat ini, pro dan kontra. Terhadap perkembangan isu PKI. Eksistensi PKI kini menjadi perhatian pablik mulai dari isu bahwa PKI menakutkan, seram, mirip hantu lanak, nenek sihir, sampai pada isu kekerasan, pembunuhan yang diidentikan dengan PKI. Keadaan yang demikian, merupakan suatu konstruksi dari pemahaman masyarakat kekinian, yang  memiliki pemikiran yang akut, terhadap perkembangan PKI, sehingga masyarakat mengangap peristiwa yang dulu akan lahir kembali. Tentu keadaan demikian tidak seharusnya ada dalam pikiran masyarakat saat ini, yang hidup pada era-modern. Lantas bagaimana cara memaafkan, menghilangkan tentang dendam sejarah pada masa lalu, maka pembelajaran sejarah yang bagaimanakah untuk menyelesaikan dendam sejarah. tentu perlu dipikirkan dan dikaji, serta diteliti. Keadaan masyarakat tentang tanggapan dan pendapat mereka Tentang PKI. Karena tidakn hanya peserta didik yang disadarkan. Tetapi masyarakat umum juga perlu diteliti, mungkin saja ada yang memngagap tidak penting membahas PKI saat ini, dan sebaliknya ada yang berpendapat sangat penting membahas PKI saat ini. Karena wacana yang beredar masih simpang siur, karena hanya ulah mas media, yang mengemborkan isu-isu tersebut. belum tentu di dalam masyarakat berpandangan sepihak. Keberadaan pembelajaran sejarah sangat penting baik bentuk klarifikasi, maupun pelurusan tentang pemahaman sejarah. karena pendidikan merupakan alat hegemoni yang sangat sukses. Contoh bagaimana Jepang merubah cara berpikir masyarakatnya dengan sejarah, mereka merubah cerita sejarah dari yang menakutkan menjadi sejarah yang lebih mencerminkan kedamaian. Ketika kairas jepang bertanya kepada masyarakatnya tiggal berapa guru yang tersisa, dengan guru inilah legitimasi akan berhasil, mereka menyekolahkan masyararakatnya disekolah-sekolah faforit, yang ternama, setelah selesai kembali kenegaranya, dan membangun bangsanya sebagaimana kita lihat hari ini. Jepang adalah negara yang tidak dapat dipercaya kebangkitanya. Padahal mereka diluluhlantakan dengan bom atom Amerika yang dijatuhkan di Hiroshima dan  Nagasaki. Kebangkitan dan giroh semangat untuk membangun bangsanya sangat luar biasa. Namun kita bangsa indonesia masih pada tataran saling menjatuhkan, menjelekkan, padahal sejarah mengajarkan bahwa seharusnya sebagai cerminan untuk menjadi masyarakat yang lebih baik. Bukan malah saling menuduh, keburukan orang lain atau masyarakat. Sebagai bangsa yang bhineka harus dapat menghargai keterbatasan dan kekurangan orang lain. atau keburukan yang pernah mereka lakukan harus dapat dimaafkan. Sebagai bentuk penghargaan dan penghormatan sebagai orang yang mengakui perbedaan.!



     

Sabtu, 09 September 2017

Pancasila Sebuah Musyawarah



Pancasila Sebuah Musyawarah 

Keberadaan bangsa saat ini tidak terlepas dari bingkai keindonesia, yang dijunjung tinggi oleh bangsa sebagai sebuah pedoman dan falsafah yaitu (Pancasila). Padahal ini merukan sebuah wacana yang dilontarkan oleh Jepang sebagai janji palsu yang memanfaatkan bangsa sebagai sebuah dasar kepercayaan untuk merdeka, pengumuman janji kemerdekaan ini diucapkan oleh perdana Mentri Kaiso pada tanggal 8 Sebtember 1944. Padahal ini merupakan sebuah scenario untuk memperalat bangsa sebagai sebuah alat untuk membantu Jepang dalam dinamika mereka dengan sekutu. Bisa dipastikan ini adalah sebuah pembodohan bagi bangsa, karena mendengar janji palsu tampa arah ini, maka anak bangsa mulai merasa terdesak dan berusaha melakukan segala cara untuk membongkar scenario ala-ala din tersebut, sehingga pada 29 Apri 1945 Jepang berucap janji-janji liciknya lagi terhadap bangsa, yang tertuang dalam maklumat Gunseikan, merupakan pembesar tertinggi sipil dari pemerintah Jepang di Jawa dan Madura. Tapi anak bangsa sudah sadar dengan kelicikan tersebut, untuk itu anak bangsa juga melawan dengan kelicikan, inilah yang dinamakan senjata makan tuan. Jepang pada saat itu dengan janjinya maka membentu Badan Penyelidikan Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Tugas dari badan ini adalah menyelidiki dan mengumpulkan usul-usul untuk selanjutnya dikemukakakn kepada pemerintah Jepang untuk dapat dipertimbangkan bagi kemerdekaan indonesia. Ini adalah momentum yang dimanfaatkan oleh bangsa sebagai sebuah konstruksi untuk bisa merdeka, dengan cara ini maka bagsa melakukan propaganda untuk mendukung dengan cara masuk dan berkecimpung didalamnya dalam merumuskan kemerdekaan, maka tidaklah sia-sia, mereka bergabung dalam konstalasi politik Jepang ala Indonesia saat itu. Untuk itu bangsa yang bergabung berjumlah 62 orang pada sidang pertama, dengan orang Jepang sebagai anggota istimewa berjumlah delapan (8) orang, sehingga berjumlah 70 orang, dalam sidang ini mulailah dirumuskan konsep untuk Indonesia merdeka banyak orang yang tidak bisa disebut dalam tulisan ini hanya beberapa seperti soekarno, Muhammad Hatta, Muhammad yamin, dan Soepomo. Beberapa tokoh inilah yang paling diinggat saat ini namun tokoh lain yang terlibat banyak tidak disebutkan dalam tulisan dalam sejarah, inilah sebuah konstalasi yang terlibat yang menjadikan ini sebagai konteks politik yang tidak bisa disadari oleh anak bangsa saat ini. Kenapa hanya tokoh itu yang disebut, dalam konteks Perumusan Dasar Negara, dan kenapa harus tanggal satu (1) Juni sebagai hari lahir Pancasila. ini merupakan cara bagi pendiri bangsa kenapa tidak tanggal 29 april sebagaimana ucapan dan kerangka berpikir yang diungkap oleh Yamin, sebagaimana yang berbunyi kebangsaan, kemanusiaan, ketuhanan, kerakyatan, dan kesejahteraan, rakyat. Konteks dan kerangka ini banyak ditolak dan tidak didukung oleh kelompok Hatta cs, sehingga kerangka berpikir ini tidak bisa diterima karena ketika ditemukan arsip A.G Pringgodigdo dan arsib baru yang menunjukkan tidak otentiknya pemikiran Muhammad Yamin, sehingga tidak dapat diterima yaitu adanya bukti arsip A.K. Pringgadigdo, yang kemudia melambungkan pemikiran Soekarno yang pada hari keempat yang mengususlkan lima asas, kebangsaan Indonesia, internasionalisme atau peri-kemanusiaan, persatuan dan kesatuan, kesejahteraan sosial, dan ketuhanan yang Maha Esa, yang oleh Soekarno dinamakan Pancasila, pidato lima asas ini diterima oleh banyak peserta sidang dengan suara lantang dan gembira, disambut oleh para peserta sidang yang mengikutinya, yang kemudia menjadikan hari keempat itu tanggal 1 Juni 1945 sebagai hari kelahiran Pancasila. Namun sebenarnya dalam sejarah Nusantara ketika kerajaan Singhasari dan Majapahit menempuh kejayaanya maka berkaitan istilah dari pancasila sudah dimuat sejak lama dalam kitab Sutasoma yang ditulis oleh Empu Tantular, karena istilah ini muncul sebagai pancasila karma, isinya yaitu 1. Melakukan tindak kekerasan; 2.Mencuri; 3. Berjiwa dengki; 4. Berbohong; 5. Mabuk (oleh miras).
Sekenario politik semata kenapa tanggal 1 Juni dijadikan hari kelahiran Pancasila, tampa disadari bahwa dalam sidang-sidang itu tentu banyak tuntutan untuk membebaskan bangsa ini dari janji-janji palsu, sehingga janji itu dilawan dengan suara rakyat jelata.
“Berjuang tampa pamrih”


Kebiasaan Yang Tak Biasa



Kebiasaan Yang Tak Biasa

Keseharian Masyarakat Indonesia, mulai dari bangun tidur sampai pada waktu tidur, aktifitas ini selalu menjadi hal yang tidak relevan bagi kehidupan masyarakat indonesia, dikarenakan adanya kemunafikan dalam setiap diri, yang tidak mampu menahan emosi, emosi ini bila diterpa akan dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat, bisingnya hidup dalam masyarakat, memiliki kegilaan tampa batas, mulai dari sesuatu yang sepele mereka tampa pamrih, melukai sesama. Dengan bahasa yang romantis. Lucu rasanya memaknai hidup dalam ruang tak tertutup. Hiruk pikuk pikiran dan wacana melingkar dalam sanubari. Serasa menjadi pembun yang dapat mengangkat celaka negri ini. Sesama manusia berinteraksi dengan suara lembut membuat pendengar tergelitik olehnya. Pagi hari membuka mata terasa surga menyelimuti, yang dapat membawa orang kedalam dunia tampa cela. Celaan merupakan suatu bentuk penghianatan, yang tidak dapat terpatri dalam benak manusia.
Suara ayam berkokok memberikan tanda bahwa keadaan dunia diselimuti oleh malaikat, yang dapat memberi rejki padanya yang taan tampa pamrih. Kenyataan ini terlihat pada sosok para Nabi. Mengetahuinya melalui sirah atu sejarahnya. Sosok itu akan ditemukan dan dapat menjadi motivasi. Seseorang yang menikmati akan mendapat hikmah dan menjadikan itu sebagai hujah pemberi semangat.
Konstalasi politik tiada hari tampanya, mewarnai taburan sinar matahari. Membuat para pendengar dan pembaca termotivasi untuk mencaci. Cacimaki terus digeluti oleh para penyair dalam suasana FB. Konsekuensi terdengar mengerogoti. Para petani menjadi umpan para petinggi. Menderita tampa diketahui. Pejabat mendapat pujian romantis, dari masyarakat sabang, merauke.
Ide cemerlang para generasi terpatri hanya dalam sanubari, suara demonstran menguncang negri, namun industri percetakan memihak kongsi. Percuma lantangnya suara megafon, tampa didukung oleh suara rakyat penduduk gedung politik. Bisakah ini memberi catatan pilu bagi konstitusi. Agar pilu menjadi salju penurun kehangatan. Konon ini bisingan anak negri agar diakumulasi.
Uang kata banyak tetangga ialah rajanya dunia, raja ketika berbicara hantu lautpun akan menaati, taat merupakan konsekwensi bagi para petani, bilamana pendapatanya tergerogoti kasihan rakyat yang menjalani. Cerita ini menjadi cermi saat ini, para kongsi merapat pada forum komunikasi, mengantar aturan pembuat penyakit. Memberi dampak diluar batas akal yang berpikir.
Toga sesuatu kebanggaan bagi orang tua yang tidak tau kenyataan, banyanya kampus di negri ini menjadikan mahasiswa seperti boneka yang tidak tau mau kemana. Lembaga pemerintah yang ada belum mampu menjadi solusi buat mahasiswa. Konon prograng yang ada bahwa mahasiswa harus kreatif, dalam berjuang untuk sesuap nasi, luarnya negri ini sulit menampung para akademisi, sehingga terlempar jauh dalam ilusi, sungguh negeri ini harus memiliki nurani agar konsekwensi perjuangan dipandang tampa henti.
Suara yang tidak didengar
Tulisan ini hanya wacana motivasi
Anak petani…….!

Mengamati Budaya Literacy Generasi45



Mengamati Budaya Literacy Generasi45
Bisa kita saksikan, retorika serta orator ulung bangsa Indonesia, yang telah memberikan contoh, bentuk dari usaha kerasnya dalam menempuh jalan terjal dalam memerdekakan negeri kita tercinta. Soekarno dalam catatan sejarah. dia memiliki seribu katalok buku yang pernah ia baca selama hidupnya, hal ini sudah pernah diungkapkan oleh sejarawan asal UI Anhar Goggong ketika mengisi seminar nasional jurusan pendidikan sejarah UPI, mengatakan sungguh luar biasa pendiri bangsa ini memiliki minat baca yang sangat tinggi dan memiliki daya reotorika yang baik, dikarenakan ia memiliki minat baca yang tinggi. Sebagaimana pendapat Tilaar 1999 membaca buku menjadikan orang semakin tau dan bijak menghadapi masyarakat yang begitu plural. Pendapat ini memberikan kita gambaran, bahwa membaca itu membuat seseorang mengetahui apa yang belum pernah ia lihat, dan belum pernah ia kunjungi. Begitulah Soekarno yang menjadi babak proklamator bangsa. bangsa ini bisa sampai merdeka dikarenakan orang-orang yang berjuang ketika itu, selalu membaca, baik membaca kelemahan lawan, membaca keadaan, dan membaca masa depan bangsa.    
Lantas genarasi harapan bangsa saat ini bila kita melihat dan membaca beberapa penelitian membuktikan bahwa dari 64 negara di Asia maka posisi indonesia masih berada diposisi 64 juga. Kondisi ini diperparah lagi dengan dinamika bangsa saat ini yang begitu komples, saling mencaci maki, saling menjatuhkan. Hal ini bisa terjadi karena generasi kita kurang membaca. Padahal bangsa ini berdiri dingan sati visi dan misi, yaitu kolektif kolegial, yang dilakukan oleh para proklamator bangsa, sebagai contoh bagaimana bentuk perjuangan mahasiswa yang ada di belanda, yang mendirikan perhimpunan indonesia, dan mampu membuat suatu manifesto politik 1925 yaitu, persatuan, persamaan, persaudaraan. Organisasi ini bisa berjalan dikarena membaca juga. Membaca bentuk dari perjuangan, manifertasi kedepan untuk berdirinya suatu bangsa. maka tentu seorang yang telah membaca akan tau masa depan bagsa setelah diperjuangkan.
Agenda-agenda pemerintah saat ini memang ada yang sudah diterapakan dalam pelaksanaan kurikulu 2013. Contoh budaya literasi  yaitu membiasakan siswa untuk selalu membaca. Akan tetapi banyak program pemerintah yang jauh dari harapan missal saja pengelolaan dana desa yang tidak maksimal, uang yang ada tidak bisa mereka kelola, karena apa minan baca dari pada kepala desa dan stafnya minim, coba mereka membaca otomatis mereka akan tau bagaiamana manangani dan menjalankan program yang dapat bermanfaat bagi masyarakat yang ia pimpin.
Apa daya kondisi kita masih seperti ini beberapa waktu yang lalu di bima dalam observasi sederhana yang penulis lakukan, dalam sehari-hari masyarakat bima bisa dikatakan dari seratus persen masyarakat biasa pekerjaanya petani, pedagang setiap harinya hanya itu pekerjaannya untuk membaca itu sangat minim sekalali, karena tidak ada contoh yang diberikan oleh pemerintah, malahan yang terjadi adalah pemerintah menyalahkan masyarakat sendiri, begitu juga sebaliknya masyarakat menyalahi pemerinta. Untuk hal yang sederhana saja yaitu membaca masyarakat tidak bisa, paling mereka mendapat ilmu hanya pada saat hari jum’at saja. Tapi memang orang dikampu pandai sekali menilai ketika ada orang bicara ada tuturkata yang salah sedikit saja langsung menyalahkan orang yang berbicara, padahal dia sendiri ketika diberikesempatan untuk berbicara tidak bisa juga. Lagi-lagi membaca masih jauh dari pikiran masyarakat, karena masyarakat berpikir hidup ini mencari uang, bekerja. Tapi tidak sadar bahwa membaca itu sangat penting, dalam agama islam sudah ditekankan dalam surat al-alaq yang menjelaskan bahwa seorang muslim untuk mengetahui sesuatu perlu membaca dan membaca.

Pendidikan Kesadaran

 Pendidikan Kesadaran Pendidikan adalah bagian penting untuk menyelamatkan bangsa Indonesia sebagai sebuah bangsa yang utuh dan berkembang, ...