Pancasila Sebuah Musyawarah
Keberadaan bangsa saat
ini tidak terlepas dari bingkai keindonesia, yang dijunjung tinggi oleh bangsa
sebagai sebuah pedoman dan falsafah yaitu (Pancasila). Padahal ini merukan
sebuah wacana yang dilontarkan oleh Jepang sebagai janji palsu yang
memanfaatkan bangsa sebagai sebuah dasar kepercayaan untuk merdeka, pengumuman janji
kemerdekaan ini diucapkan oleh perdana Mentri Kaiso pada tanggal 8 Sebtember 1944.
Padahal ini merupakan sebuah scenario untuk memperalat bangsa sebagai sebuah
alat untuk membantu Jepang dalam dinamika mereka dengan sekutu. Bisa dipastikan
ini adalah sebuah pembodohan bagi bangsa, karena mendengar janji palsu tampa
arah ini, maka anak bangsa mulai merasa terdesak dan berusaha melakukan segala
cara untuk membongkar scenario ala-ala din tersebut, sehingga pada 29 Apri 1945
Jepang berucap janji-janji liciknya lagi terhadap bangsa, yang tertuang dalam
maklumat Gunseikan, merupakan pembesar tertinggi sipil dari pemerintah Jepang di
Jawa dan Madura. Tapi anak bangsa sudah sadar dengan kelicikan tersebut, untuk
itu anak bangsa juga melawan dengan kelicikan, inilah yang dinamakan senjata
makan tuan. Jepang pada saat itu dengan janjinya maka membentu Badan
Penyelidikan Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Tugas dari
badan ini adalah menyelidiki dan mengumpulkan usul-usul untuk selanjutnya
dikemukakakn kepada pemerintah Jepang untuk dapat dipertimbangkan bagi
kemerdekaan indonesia. Ini adalah momentum yang dimanfaatkan oleh bangsa
sebagai sebuah konstruksi untuk bisa merdeka, dengan cara ini maka bagsa
melakukan propaganda untuk mendukung dengan cara masuk dan berkecimpung
didalamnya dalam merumuskan kemerdekaan, maka tidaklah sia-sia, mereka
bergabung dalam konstalasi politik Jepang ala Indonesia saat itu. Untuk itu
bangsa yang bergabung berjumlah 62 orang pada sidang pertama, dengan orang Jepang
sebagai anggota istimewa berjumlah delapan (8) orang, sehingga berjumlah 70
orang, dalam sidang ini mulailah dirumuskan konsep untuk Indonesia merdeka
banyak orang yang tidak bisa disebut dalam tulisan ini hanya beberapa seperti
soekarno, Muhammad Hatta, Muhammad yamin, dan Soepomo. Beberapa tokoh inilah
yang paling diinggat saat ini namun tokoh lain yang terlibat banyak tidak
disebutkan dalam tulisan dalam sejarah, inilah sebuah konstalasi yang terlibat
yang menjadikan ini sebagai konteks politik yang tidak bisa disadari oleh anak
bangsa saat ini. Kenapa hanya tokoh itu yang disebut, dalam konteks Perumusan Dasar
Negara, dan kenapa harus tanggal satu (1) Juni sebagai hari lahir Pancasila. ini
merupakan cara bagi pendiri bangsa kenapa tidak tanggal 29 april sebagaimana
ucapan dan kerangka berpikir yang diungkap oleh Yamin, sebagaimana yang
berbunyi kebangsaan, kemanusiaan, ketuhanan, kerakyatan, dan kesejahteraan,
rakyat. Konteks dan kerangka ini banyak
ditolak dan tidak didukung oleh kelompok Hatta cs, sehingga kerangka berpikir
ini tidak bisa diterima karena ketika ditemukan arsip A.G Pringgodigdo dan
arsib baru yang menunjukkan tidak otentiknya pemikiran Muhammad Yamin, sehingga
tidak dapat diterima yaitu adanya bukti arsip A.K. Pringgadigdo, yang kemudia
melambungkan pemikiran Soekarno yang pada hari keempat yang mengususlkan lima
asas, kebangsaan Indonesia, internasionalisme atau peri-kemanusiaan,
persatuan dan kesatuan, kesejahteraan sosial, dan ketuhanan yang Maha Esa,
yang oleh Soekarno dinamakan Pancasila, pidato lima asas ini diterima
oleh banyak peserta sidang dengan suara lantang dan gembira, disambut oleh para
peserta sidang yang mengikutinya, yang kemudia menjadikan hari keempat itu
tanggal 1 Juni 1945 sebagai hari kelahiran Pancasila. Namun sebenarnya dalam
sejarah Nusantara ketika kerajaan Singhasari dan Majapahit menempuh kejayaanya
maka berkaitan istilah dari pancasila sudah dimuat sejak lama dalam kitab Sutasoma
yang ditulis oleh Empu Tantular, karena istilah ini muncul sebagai pancasila
karma, isinya yaitu 1. Melakukan tindak kekerasan; 2.Mencuri; 3. Berjiwa dengki;
4. Berbohong; 5. Mabuk (oleh miras).
Sekenario politik semata kenapa tanggal 1 Juni dijadikan hari kelahiran
Pancasila, tampa disadari bahwa dalam sidang-sidang itu tentu banyak tuntutan
untuk membebaskan bangsa ini dari janji-janji palsu, sehingga janji itu dilawan
dengan suara rakyat jelata.
“Berjuang tampa pamrih”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar