Sabtu, 09 September 2017

Mengamati Budaya Literacy Generasi45



Mengamati Budaya Literacy Generasi45
Bisa kita saksikan, retorika serta orator ulung bangsa Indonesia, yang telah memberikan contoh, bentuk dari usaha kerasnya dalam menempuh jalan terjal dalam memerdekakan negeri kita tercinta. Soekarno dalam catatan sejarah. dia memiliki seribu katalok buku yang pernah ia baca selama hidupnya, hal ini sudah pernah diungkapkan oleh sejarawan asal UI Anhar Goggong ketika mengisi seminar nasional jurusan pendidikan sejarah UPI, mengatakan sungguh luar biasa pendiri bangsa ini memiliki minat baca yang sangat tinggi dan memiliki daya reotorika yang baik, dikarenakan ia memiliki minat baca yang tinggi. Sebagaimana pendapat Tilaar 1999 membaca buku menjadikan orang semakin tau dan bijak menghadapi masyarakat yang begitu plural. Pendapat ini memberikan kita gambaran, bahwa membaca itu membuat seseorang mengetahui apa yang belum pernah ia lihat, dan belum pernah ia kunjungi. Begitulah Soekarno yang menjadi babak proklamator bangsa. bangsa ini bisa sampai merdeka dikarenakan orang-orang yang berjuang ketika itu, selalu membaca, baik membaca kelemahan lawan, membaca keadaan, dan membaca masa depan bangsa.    
Lantas genarasi harapan bangsa saat ini bila kita melihat dan membaca beberapa penelitian membuktikan bahwa dari 64 negara di Asia maka posisi indonesia masih berada diposisi 64 juga. Kondisi ini diperparah lagi dengan dinamika bangsa saat ini yang begitu komples, saling mencaci maki, saling menjatuhkan. Hal ini bisa terjadi karena generasi kita kurang membaca. Padahal bangsa ini berdiri dingan sati visi dan misi, yaitu kolektif kolegial, yang dilakukan oleh para proklamator bangsa, sebagai contoh bagaimana bentuk perjuangan mahasiswa yang ada di belanda, yang mendirikan perhimpunan indonesia, dan mampu membuat suatu manifesto politik 1925 yaitu, persatuan, persamaan, persaudaraan. Organisasi ini bisa berjalan dikarena membaca juga. Membaca bentuk dari perjuangan, manifertasi kedepan untuk berdirinya suatu bangsa. maka tentu seorang yang telah membaca akan tau masa depan bagsa setelah diperjuangkan.
Agenda-agenda pemerintah saat ini memang ada yang sudah diterapakan dalam pelaksanaan kurikulu 2013. Contoh budaya literasi  yaitu membiasakan siswa untuk selalu membaca. Akan tetapi banyak program pemerintah yang jauh dari harapan missal saja pengelolaan dana desa yang tidak maksimal, uang yang ada tidak bisa mereka kelola, karena apa minan baca dari pada kepala desa dan stafnya minim, coba mereka membaca otomatis mereka akan tau bagaiamana manangani dan menjalankan program yang dapat bermanfaat bagi masyarakat yang ia pimpin.
Apa daya kondisi kita masih seperti ini beberapa waktu yang lalu di bima dalam observasi sederhana yang penulis lakukan, dalam sehari-hari masyarakat bima bisa dikatakan dari seratus persen masyarakat biasa pekerjaanya petani, pedagang setiap harinya hanya itu pekerjaannya untuk membaca itu sangat minim sekalali, karena tidak ada contoh yang diberikan oleh pemerintah, malahan yang terjadi adalah pemerintah menyalahkan masyarakat sendiri, begitu juga sebaliknya masyarakat menyalahi pemerinta. Untuk hal yang sederhana saja yaitu membaca masyarakat tidak bisa, paling mereka mendapat ilmu hanya pada saat hari jum’at saja. Tapi memang orang dikampu pandai sekali menilai ketika ada orang bicara ada tuturkata yang salah sedikit saja langsung menyalahkan orang yang berbicara, padahal dia sendiri ketika diberikesempatan untuk berbicara tidak bisa juga. Lagi-lagi membaca masih jauh dari pikiran masyarakat, karena masyarakat berpikir hidup ini mencari uang, bekerja. Tapi tidak sadar bahwa membaca itu sangat penting, dalam agama islam sudah ditekankan dalam surat al-alaq yang menjelaskan bahwa seorang muslim untuk mengetahui sesuatu perlu membaca dan membaca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pendidikan Kesadaran

 Pendidikan Kesadaran Pendidikan adalah bagian penting untuk menyelamatkan bangsa Indonesia sebagai sebuah bangsa yang utuh dan berkembang, ...