Kamis, 09 November 2017

UJIAN AKHIR SEMESTER Dibuat Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Perkembangan Historiografi




UJIAN AKHIR SEMESTER
Dibuat Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Perkembangan Historiografi
 

Oleh :
F A I D I N
1605106



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2016



Jawaban
1.      Bandingkan perbedaan-perbedaan penulisan sejarah rekonstruksi, konstruksi, dan dekonstruksi?.
a.       Rekonstruksi
Rekonstruksi dalam penulisan sejarah ialah menyusuk kembali sejarah yang objektif dalam mengumpulkan data mengunakan arsip, dokumen dan tidak harus ada subjektifisme penulis sejarah itu sendiri. untuk itu dalam penulisan sejarah menurut Djoko Soerjo dalam (Alia, 2011) bahwa sejarah adalah rekonstruksi masa lalu, yang merekonstruksi apa saja yang sudah dipikirkan, dikerjakan, dikatakan, disarankan, dan dialami oleh seseorang. Artinya bahwa penulisan sejarah membagun kemabali sejarah yang lebih mementingkan sumber yang pasti untuk melahirkan karya yang lebih komprehensif.
Adapun tokoh yang mempelopori menulisan rekonstruksi adalah leovold von ranke pada saat itu kebangkitan sejarah sebagai suatu disiplin ilmiah yang mengubah metodologi mulai terjadi disaat itu di Jerman yang pada saat itu ranke seorang sejarawan dari universitas berlin yang berhasil menyusun suatu metode ilmiah untuk sejarah pada tahun 1824 yang kemudian metode tersebut digunakan pula di berbagai universitas di eropa dan amerika sirikat, serta pihak colonial di Indonesia. Rangke juga dikenal sebagai bapak hirtoriografi modern. Ia berpandagan bahwa ilmu sejarah harus menunjukkan apa yang benar-benar terjadi. Penulisan sejarah yang dikembangkan ranke sangat terkait pada peristiwa kebesaran sejarah nasional, dan sejarah yang berjangakau luas seperti orang orang roma dan jerman yang tersebar di eropa barat, serta penulisan sejarah untuk bangsa-bangsa tertentu di eropa(Alia,2011). Jadi penulisan sejarah rokonstruksi ini merupakan hasil daripada kerja keras Ranke untuk membuat sejarah lebih objektif.
b.      Konstruksi
Konstruksi dalam penulisan sejarah sebenarnya hamper sama dengan rekonstruksi akan tetapi dalam penulisan sejarah konstruksi ada penambahan dalam pengunaan ilmu-ilmu sosial, menurut (Agus Mulyana, ), bahwa sebuah sebuah konstruksi pemikiran dalam bentuk penulisan sejarah sudah barang tentu akan menjadi sumbejktif. Kenapa demikian karena dalam konstruksi ini mengunkana ilmu bantu sehingga dalam penulisan interpretasi penulis sejarah tidak seobjektif dalam penulisan rekonstruksi. Walaupun demikian akan tetapi dalam penulisan sejarah tidak terlepas dari pada subjektifitas. Menurut Sjamsuddin (2007: 155) bahwa interpretasi pada dasarnya merupakan konstruksi dari pemikiran penulis. Sehingga dalam penulisan sejarah faktor terpentingnya adalah latar belakang pendidikan dan tingkat pemahaman penulis terhada dasar-dasar ilmu sejarah.  Sehingga bisa dikatakan inilah keterbatasan dari penulisan sejarah.
Konstruksi penulisan sejarah ini sebenarnya dipelopori oleh kelompok annales, yang lahir di negara prancis yang pada saat itu berupaya mendekatkan sejarah dengan disiplin ilmu-ilmu sosial, tokoh terkemuka pada saat itu adalah Fernad Braudel yang dianggap sebagai sejarawan paling terkemuka abad ke-20, kerangka analisis braudel telah menjadi inspirasi bagi ahli ilmu-ilmu sosial termasuk sejarawan dalam mengembangkan pendekatan dalam suatu penelitian, pengembangan ini disebut sebagai sejarah struktural, yang corak penulisan sejarah dan analisanya terhadap fenomena-fenomena sejarah yang menggunakan pendekatan struktural, manusia sebagai pendukung sejarah berada dalam struktur yang ada dalam aspek kehidupan manusia. Kemberhasilan kelompok annales dibuktikan mereka bisa menarik para sejarawan terhadap berbagai isu fundamental dan teori sosial. Di inodesia yang dikenal dengan sejarawan yang terpengaruh oleh pemiliran kelompok analesa adalah sartono karto dirjo yang disebut sebagai pelopor sejarah Indonesia, bukan saja dalam historiografi Indonesia, tetapi dalam historiografi akademik pada umumnya (Leirissa, 2001).
c.       Dekonstruksi
Dekonstruksi dalam penulisan sejarah adalah berusaha mengkritik penulisan sejarah sebelumnya, bila mengacu pada pertanyaan makan baik rekonstruksi maupun kunstruksi tersebut dikritisi oleh dekonstruksi. Dalam hal ini kita perlu pakam dekonstruksi dalam bentu definisi bahwa dekonstruksi berasal dari kata de dan construktio latin. Pada umumnya de berarti ke bawah pengurangan atau terlepas dari. Sedangkan kata construction berarti bentuk, susunan, menyusun, mengatur, dekonstruksi dapat diartikan sebagai pengurangan atau penurunan intensitas bentuk yang sudah tersusun. Sebagai bentuk yang sudah baku kristeva (1980) menjelaskan bahwa dekonstruksi merupakan gabungan antara hakikat destruktif dan konstruktif.
Maka dekonstruksi adalah suatu wacana dalam penulisan sejarah dimana dekonstruksi ini merupakan bagian dari postmodern kenapa bisa demikian karena postmodern juga dipandang mempunyai kemampuan untuk mendekonstruksi dalam arti mengandung kemungkinan bahwa kita dapat mengkritik, mengubahnya, agar membuka institusi yang bersangkutan bagi masa depannya (Jacques Derrida dalam  Post Modernisme , Kevin O’Donnel 2009:105). Jadi dekonstruksi merupakan salah satu pemikiran yang diilhami Jacques Derrida membawa iplikasi bahwa persoalan sejarah adalah persoalan kebahasaan, bahasalah merupakan isi sejarah sebagai tercermin dalam kondisi sejarah saat ini.
Dari penjelasan diatas maka letak perbedaan antara rekonstruksi, konstruksi dan dekonstruksi adalah tercermin pada langkah masing masing dalam penulisan sejarah sebagi contoh dekonstruksi lebih pada penulisan sejarah yang berusaha seobjetif mungkindengan menngunakan data dokumen dan arsi, sedangkan konstrksi lebih pada penambahan ilmu Bantus seperti ilmusoasial sehingga tidak bisal lepas dari subjektifitas, dan dekonstruksi mengkritik kedua nya diatas.
2.      Terangkan apa yang dimaksud dengan metahistery dan poetic of history? Apa hubungannya dengan dan narrative? Dan/atau linguistic turn?
Jawab
a.       Metahistery
      Metahistery adalah suatu kajian yang bermaksu dalam penulisan sejarah tidak terlepas dari suatu kiasan seperti yang pernah diungkapkan White dalam (Sjamsuddin, 2007) mengungkapkan bahwa sejarah disebut metahistory karena sejarah tidak bisa menolak masuknya kiasan-kiasan dalam penulisan sejarah. Seperti pusisi sejarah, kisah sejarah yang didalamnya terdapat kiasan-kiasan.
      Metahistory merupakan suatu bagian dari perkembangan yang didasari oleh sejarah post modern diamana suatu penjelasan sejarah diidentikkan dengan puisi sejarah dalam hal ini penulis sejarahlah yang membuat itu semua sehingga gaya bahasanya, pemilihan kata dalam rangka untuk mencerminkan bahwa sejarah tidak hanya bersifat ilmiah tapi sejarah juga bisa seperti puisi, satra, novel. Tergantung daripada penulis sejarah itu sendiri.
b.      Poetic of History
Poetic of history berkaitan juga dengan metahistory yang menjelaskan puisi untuk sejarah atau puisi sejarah, yang didalamnya terdapat kiasan itu salah satunya disebut puisi sejarah yang di tulis dalam teks seperti yang diungkapkan Carrad  dalam (Sjamsuddin,2007:347)  bahwa puisi sejarah adalah kajian tentang aturan, kode, prosedur yang beroperasi disarangkaian tesk tertentu. Jadi Poetic of history ini menjelaskan tentang penulisan sejarah yang identik dengan puisi sejarah mengikiti aturan, kode dan prosedur dalam rangka menulis sejarah.
Untuk itu Poetic of history dan metahistery merukan suatu wacana yang berkembang pada historiografi postmodernisme, yang tidak sepakat dengan bentuk metanarasi berkaitan dengan teori besar, yang universal, kebenaran yang tunggal semua ini tidak disepakati oleh kelompok postmodern yang dimana mereka menginginkan bahwa, harus ada teori yang spesifik, sebagai yang loka, dan kebenaran yang beragam dan lebih dipetegas oleh (Adian,2006) bahwa menangkap adanya gejala nihilism pada budaya barat modern. Untuk itu perlu kiranya dalam penulisan sejarah memperhatikan peristiwa lokal.
c.       Kaitan antara metahistery dan poetic of history dalam narrative dan linguistic turn?.
Penjelasan yang berkenaan dengan hunungan metahistory dan poetic of history dengan Linguistic turn dan Narrative Trun dimana letak hubungannya didalam penulisan sejarah bila diamati dalam beberapa literature maka akan ditemukan hubungannya maka akan dicoba jelaskan dibawah ini letak keterkaitanya.
Pertama, berkenaan dengan linguistic turn atau kembali ke linguistik bisa juga diartikan sebagai kembali ke kebudayaan cultural merujuk pada perkembangan filsafat barat abad ke-20 yang memiliki karakteristik utama memusatkan diri pada filsafat dan akibatnya pada ilmu-ilmu kemanusiaan dan ilmu sosial. Jadi dalam hal ini para sejarawan mengalihkan pandanganya pada masalah bahasa, identitas, symbol-simbol dan konstruksi-konstruksi sosial dengan mulai meninggalkan penjelasan materi yang mengunakan hitungan atau angka-angka dan melihat bahasa sebagai fondasi disiplin ilmu apalagi sejarah. Hayden white dalam (Sjamsuddin, 2007) menjelaskan dalam wacana sejarah kekuatan bahasa ini secara khusus ditunjukkan oleh hasil kajian arti-arti kiasan retorik. Artinya bahwa linguistiktru sangat berkaitan dengan metahistory dan poetic of history dalam ruang lingkup budaya, sosial, dan intelektual dalam memaparkan kebenaran pada suatu kajian sejarah. Artinya bahwa metahistery dan poetic of history tidak pernal terpisah dengan kajian bahasa seperti yang diungkapkan (Sugiharto, 1996) bahwa bahasa adalah cara yang khas dari manusia didunia. Jadi bahasa ini sangat penting untuk mengunkapkan sejarah karena tampa bahasa maka akan sulit mengungkap peristiwa sejarah.
Kedua, narrative turn bisa diartikan sebagai kembali ke narasi adalah sebuah science of narrative untuk memperoleh momentumnya dengan perkembangan teori-teori strukturalis naratif di perancis pada pertengahan 1950-an sampai akhir tahun 1960-an untuk tokohnya yang terkenal adalah roland barthes, seorang simiolog dan kritikus sastra prancis arti dari naratif adalah yang pertama dari gaya aliran yang luar biasa beragam.naratif juga bisa dibawakan oleh bahasa yang diucapkan jelas, lisan atau tulisan, naratif juga hadir dalam mitos, legenda, cerita, sejarah, tragedi (Barthes, 1977). Jadi naratif merupakan suatu kajian yang bisa dikatakan sangat berkaitan dengan linguistic, metahistery dan poetic of history kenapa bisa demikian karena naratif merupakan suatu wacana, menyikap tujuan-tujuan komunikatif, ekspresif dan persuasive serta historis yang puitis dalam hal ini maka semua ini berkaitan dengan ketigalah bisa disimpulkan bahwa semua hal tersebut saling mendukung antara satu dengan yang lain.
3.      Jelaskan bagaimana kaitan ideologi dengan perubahan sosial dalam historiografi postmodern?
Jawab
a.       Kaitan ideologi dengan perubahan sosial dalam penulisan sejarah postmodern.
Ideologi merupakan sesuatu yang dipakai untuk menunjukkan kelompok ide-ide yang teratis menangani bermacam-macam masalah politik, ekonomi, dan sosial serta asas haluan pandanga hudup dunia (Pius Abdillah P, 2005). Jadi ideologi disini merupakan bentuk kelompok yang mampu menangani masalah dan sebagai pandangan hidup dimana seseorang yang memiliki pemahan tentang ideology akan menegetahui apa yang dibutukan dan apa kekuarangannya. Menurut Athur ideologi selalu merupakan ideologi penguasa yang bekerja melalui apa yang digagasnya dengan konsep ideologikal state apparatus (ISA). Edeologi merupakan kekuatan yang dimaksudkan untuk membentuk sabjek melalui overdeterminasi, atau dengan cara memasukkan subjek de dalam golongan yang disapa atau diakuinya (Robertus bobert. 2010). Selanjutnya menghasilkan suatu kondisi yang disebut salah mengenali, pandangan inilah yang selanjutnya menempati posisi penting dalam tradisi pemikiran madzhab Frankfurt, bahwa realitas masyarakat itu tak mungkin mampu mereproduksi dirinya sendiri tanpa dukungan dari ideologi (Salvoj Zizek. 1989). Artinya bahwa betapa pentingnya ideology menurut mereka. Namun yang menjadi fokus jawaban untuk pertanyaan diatas bahwa keterkaitan ideologi dengan perubahan sosial dalam penulisan sejarah postmodern tentu ini suatu wacana yang tidak henti-hentinya diperbincangkan kenapa demikian karena ideology sangat ditentang oleh postmodern seperti pikiran tentang kebenaran universal. Jadi menurut (Sjamsuddin, 2007) bahwa para postmodernis belajar mengkontekstualisasi, mentoleransi relativisme, dan menyadari selalu ada perbedaan. Hal inilah yang mendasari pemikiran para pemikir postmodern selalu ada perbedaan maka mereka menentang sekali hal-hal yang bersifat universal dalam penulisan sejarah.
Ideologi dimata postmodernisme seperti konsep dekonstrukdi Derridah bahwa konsep kritik ideologi besar atas ilmu pengetahuan, dimana semua jenis ideologi harus dikritisi dan ditolak, selayaknya dalam konsep berideologi, ruang lingkup gerakan manusa akan selalu dibatasi dengan mata rantai keyakinan prinsip yang permanen, untuk itu sikap postmodern terhada ideologi terdapat beberapa sikap yang menjadi sumber kritikan (Will Slocombe,2006)  diantaranya adalah a. penafsiran atas ke universalan suatu pemikiran totalism, b. penekanan adanya pergolakan pada identitas personan maupun sosial secara terus menerus yang tiada henti. c. semua jenis ideology harus dikritisi dan ditolah, d. setiap eksistensi obyektif dan permanen harus diingkari, e. semua jenis epistemology harus dibongkar, f. postmodernisme memiliki ide besar melakukan pengingkaran penggunaan metode permanen dan dalam menilai ide besar melakukan pengingkaran penggunaan metode permanen dan paten dalam menilai fakta dan realitas ilmu pengetahuan. Jadi semua hal inilah bentuk keritik yang dilakukan postmodern terhadap ideologi yang berkembag karena yang dinginkan oleh postmodern sangat berbeda dengan keberadaan ideologi.
4.      Apa yang dimaksud dengan microstoria dan altagsgeschichte? Buat rangkuman singkat tulisan-tulisan carlo ginzburg, the cheese and the worms dan Natalie zrmon davis, the return of martin guerre. (synopsis dapat dicari di internet).
Jawab
a.       Microstoria
Microstoria bisa juga disebut microhistory pada awalnya berkembang di Italian, untuk mengetahui apa sebenarnya microhistery maka dalam salah satu pendapat (Burke, 2000: 442) bahwa microhistory adalah sejarah mikro. Yang selalu berusaha mempelajari masa lalu pada level komunitas kecil, meliputi ruang lingkup baik desa, jalan, keluarga, dan bahkan individu, yang merupakan usaha peninjauan terhadap wajah-wajah dalam kemurukan yang memungkinkan pengalaman pasti pada konteks sejarah sosial. Jadi penulisan sejarah ini masih pada ruang lingkup terkecil dalam rangka mengangkat sejarah sosial untuk menjadi sebuah cerminan atau bisa juga menjadi wacana untuk penulisan sejarah.
Microhistoria merupakan suatu yang tidak bisa bisa dipisahkan dari nilai subjektifitas kenapa demikian karena penulisan sejarah ini lebih identik suatu cerita rakyat dimana cerita ini akan berbeda dimasing-masing individu yang menceritakan untuk lebuh jelasnya menurut (Kartodirdjo, 1992) sejarah sebagai cerita merupakan suatu karya yang dipengaruhi oleh subyektifitas sejarawan. Contoh cerita ken arok dan ken dedes, cerita wali songgo yang pergi haji tiap hari jum’at, ada seorang bisa menghilang semua ini dilator belakangi oleh cerita mistik yang mungkinsaja ada yang percaya dan tidak makan sekali lagi bahwa sejara model ini tentu sangat subjektif seperti (Kuntowijoyo, 1995:90-92) pernah berkata bahwa dalam penulisan sejarah seorang sejarawan harus memiliki kedekatan itelektual dan kedekatan emosional. Begitu juga dalam sejarah yang bersifat cerita rakyat ini makan tidak akan terlepas dari fungsi penulis dalam menguraikan tulisannya.
b.      Alltagsgeschichte
      Alltagsgeschichte merupakan sejarah sejarah kehidupan sehari-hari artinya dalam penulisan sejarah ini seorang penulis menulis tentang biongrafi seseorang atau bisa juga aktifitas penulis itu senidri dimana muali dari aktifitas keluarga, pendidikannya, aktifitas bermasyarakatnya, semuanya dicatat sehingga menjadi suatu sejarah dan apalagi penulis tersebut menulis dirinya dan pada akhirnya ia menjadi presiden tentu tulisan itu sudah pasti akan menajadi sejarah yang wajib dibacar, menurut (Burke, 2000) bahwa Alltagsgeschichte merupakan sejarah keseharian. Dalam arti bahwa sejarah ini merukan suatu wacana yang ditulis oleh seseorang tersebut conto mulai ia banguntidur, mandi, pakai baju, kesekolah, atau ke kampus, belajar, beribadah, bermain semua ia catat sehingga menjadi sejarah.
      Pemahaman tentang Alltagsgeschichte sebagai sejarah keseharian berkembang di jerman penulisan ini menarik tradisi filsafat dan sosiologi yang diantaranya terlihat pada salah satu karya Alfred Schutz dan Erving Goffman dalam karya mereka inilah sejarah keseharian muncul kepermukaan dan menjadi suatu pengalaman manusia yang dibawa kepada sejarah sosial untuk menjadi suatu bentuk sejarah namun sebenarnya penulisan sejarah ini pun tidak terlepas dari subjektifitas walaupun penulis megalami sendiri. yang lebig menari bilakita baca novel sejara seperti tulisan (Pramoedya Ananta Toer, 2011) berkenaan dengan judul tentang anak semua bangsa tentu cerita yang ada didalam tulisan tersebut mencerminkan juga kehidupan keseharian seorang penulis maupun tokoh yang ia angkat dalam tulisan tersebut. Jadi yang perlu dipahami adalah bagaimana penulisan sejarah seperti ini sebenarnya tidak hanya sejarawan yang bisa menulis tapi semua orangpun bisa.
c.       Rangkuman tulisan tulisan-tulisan Carlo Ginzburg, the cheese and the worms dan Natalie Zrmon Davis, the return of martin guerre.
Pertama, Carlo Ginzburg,The Cheese and the Worms
Bila dikaji tulisan Carlo Ginzburg, yang berkaitan dengan keju dan cacing merupakan studi tajam dari budaya popular pada aba ke-16 (enam belas) seperti yang terlihat pada mata seorang pria yang dituduh sesat dalam hukuman mati. Carlo Ginzburg dalam menulis ia mengunakan catatan sidang untuk menggambarkan konflik agama dan sosial masyarakat. Pada saat itu dan bukunya telah secara luas dianngap sebagai awal dari analitik, kasus yang berorientasi pada pendekatan yang dikenal dengan microhistory.
Dalam pengandarnya Carlo Ginzburg sangat bijak sana menawarkan cerita wajah sendiri dan ia mengangap bahwa perbedaan antara niat dari penulis serta apa yang ditulis. Jadi Carlo Ginzburg selalu beresonansi dengan pembaca modern karena mereka fokus pada bagaimana ungkapan lisan dan tertulis (William, 1983). Artinya bahwa dalam penulisan ini bisa di amati seoarang penulis mampu memberikan suati wacana sehingga bisa menarik para pembaca baik dalam hal pengungkapan suatu peristiwa yang pada akhirnya bisa menjadi acuan dalam menyelesaikan masalah. Maka tulisan ini wajib dibaca.
Keduan, Natalie Zrmon Davis,The Return of Martin Guerre
Dalam karya yang ditulis oleh Natalie Zrmon Davis merupakan kajian dalam bentuk rokonstruksi diartikan membangun kembali seperti yang dikemas dengan analisis yang cerdas dalam haluan dan selain itu penulisan juga dimodifikasi juga dalam bentuk filem. Maka ini menunjukkan adanya kesatuan aliran filsafat yang berawal dari membangun kembali sejarah  dan mengambil fakta sejarah dari seorang maertin guerre kemudian dikonstruksi dengan kajian struktur sosial dan kompleksitas psikologi melalui  kajian ilmu bantu. Dalam penulisan tersebut bila di amati maka penulis tersebut mengunakan gaya penulisan narrative trun, yaitu kembali kenaratif dan linguistic tru kembali kepada bahasa seperti yang diungkapkan (Sugiharto, 1996) bahwa dalam penulisan sejarah tidak terlepas dari peran dari bahasa. Serta  dapat menceritakan kisah Martin Guerre yang menjadi legenda seorang sejarawan mencatat bahwa dalam beberapa sumber arsip dan buku kisah tersebut sudah menjadi misteri seorang perempuan terhormat bartrande de rols, meneria pria penipu sebagai suami tentu cerita ini dalam hal ini wanita terhormat tersebut diceritakan terpesona oleh sosok laki-laki penipu tersebut. Namun yang menjadi titik penjelas bahwa tulisan yang dubua oleh Natalie Zemon Davis merupakan suatu rekonstruksi kehidupan oaring-orang biasa dengan cara memngungkapakan lampiran tersembunyi dan kepekaan dari desa orangnya buta huruf menjadi suatu cerita yang luar biasa tentang pria dan wanita yang mencoba untuk mengunkapkan identitas mereka dalam dunia tradisional tentantang susunan keluarga dan mengubah ide-ide tentang agama. The Return of Martin Guerre akan menarik orang-orang yang ingin tahu lebih banyak tentang keluarga biasa dan khususnya perempuan dari masa lalu, dan tentang penciptaan legenda sastra. Menjadi suatu cerita yang menari pembaca (Natalie Zemon Davis, 1983). Jadi tulisan ini sangat menarik untuk dibaca sebagai bentuk melihat realitas sosial antara wanita dan laki-laki yang menjadi bersatu walaupun beda pekerjaan maupun beda marga dll.



















Daftar Pustaka

Agus Mulyana.  2009. Historiografi Dalam Memahami Buku Teks Pelajaran Sejarah. Bandung: Seminar Nasional Jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UPI.
Alia, 2011. Metodologi Sejarah dan Implementasi Dalam Penelitian. Penyusunan Materi Mata Kuliah Program Studi Pendidikan Sejarah Fkip Unsri.
Barthes, 1977. Kembali ke Naratif Narrative Tur. Bandung: Diambil Pada Halaman http:/www.uni tnit/rucola/download/ds/czasni awska.pdf. Pada Tanggal 12 Desember 2016.
Burke, Peter, 2000. Sejarah dalam Kuper, Adam dan Kuper, Jesica, Ensiklopedi Ilmu ilmu Sosial. Diterjemahkan Oleh Haris Munandar dkk. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Helius Sjamsuddin, 2007.  Metodologi Sejarah, Yogyakarta: Ombak.
Kristeva, 1980. The Phrase 'Text of Society and History' is From the Essay on 'The Bounded Text' in Desire in Language.
Kuntowijoyo, 1995. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.
Leirissa. 2001. Sejarah dan Demokrasi. Makalah Disampaikan Dalam Konfrensi Nasional Sejarah Indonesia VII. Jakarta. 28-31 Oktober 2001. Diambil pada tanggal 14 desember 2016.
Natalie Zemon Davis, 1983. Buku synopsis. Harvard:  Harvard University Press
O’Donnell, Kevin. 2009. Postmodernisme. Yogyakarta: Kanisius.
Pius Abdillah P, 2005. Kamus Ilmiah Popular Lengkap. Surabaya: Arkola.
Pramoedya Ananta Toer, 2011. Anak Semua Bangsa. Jakarta Timur: Lentera Dipantara.
Robertus Bobert. 2010. Manusia Politik. Subjek Radikal dan Politik Emansipasi di Era Kapitalime Global Menurut Slavij. Tangerang: Marjin Kiri.
Salvoj Zizek. 1989. The Sublime Object of Ideology. London: Verso.
Sugiharto, Bambang, 1996. Postmodernisme: Tantangan Bagi Filsafat. Yokyakarta: Kanisius.
Will Slocombe, 2006. Postmodern Nihilism: Theory and Literature. New york: Routledge.
William W.Kelly, 1983.The Cheese and the Worms, The Cosmos of Asixteenth Century Miller, by Carlo Ginzburg. New York: Penguin Books. Journal of Peasant Setudies.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pendidikan Kesadaran

 Pendidikan Kesadaran Pendidikan adalah bagian penting untuk menyelamatkan bangsa Indonesia sebagai sebuah bangsa yang utuh dan berkembang, ...