Selasa, 31 Desember 2019

Perbudakan dibangsa sendiri


“Perbudakan dibangsa sendiri”
Kerisauan anak bangsa
Pemerintahan yang berkemang di Indonesia saat ini yang sejak orde lama sampai pada orde reformasi yang dianggap modern sangat minim akan kesejahteraan, kenyataan doktrin yang berkambang di bangsa ini adalah doktrin penjajah dimana para pegawai negeri dianggap sebagai budak bangsa mereka hanya bisa bekerja sesuai jadwal yang ditentukan dengan upah yang standar yang sangat sulit naiknya.
Butuh waktu yang lama bagi para PNS agar bisa sejahtera, namun nyatanya banyak PNS yang ngutang demi menghidupi keluarga bahkan kendaraan yang mereka bawa adalah hasil kredit yang tiap bulan ditagih dan akan menguras gaji yang sangat minim itu, ini adalah kenyataan riil yang ada dibangsa Indonesia yang tidak ada tawar menawar lagi.
Indonesia sebagai bangsa merdeka masih saja dijajah oleh bangsanya sendiri bukan bangsa lain tapi generasi ke generasilah yang menjajah bangsa ini. karena generasi di didik dengan cara perbudakan tidak ada upaya untuk membangun kreativitas akan tetapi mereka disediakan untuk masuk dunia kerja yang pada kenyataanya lapangan pekerjaan no adanya.
Tidak ada pekerjaan yang tersedia bagi para lulusan sarjana tiap tahun yang jutaan orang, mau dikemanakan mereka ini kalau tidak dilatih untuk bisa berinovasi untuk membuat lapangan pekerjaan sendiri, hal yang nyata ini harus diperhatikan bukan malah memandang sebelah mata atau mengunakan kacamata kuda hanya ngotot saja melihat penderitaan.
Penderitaan ini dialami oleh setiap generasi apalagi generasi yang belum lahir dibangsa ini mau dikemanakan mereka kalau peluang tidak ada apakah mereka hanya akan menjadi penganguran yang terdidik. Pada akhirnya pendidikan menjadi media yang akan melahirkan penganguran dan penganguran secara terus menerus.
Para Pengangguran saat ini mungkin masih diam-diam saja menerima keadaan mereka oke wajar-wajar saja mereka diam karena dalam pemahaman mereka yang terpenting bisa makan tiga (3) kali sehari, walau belum ada penghasilan pemikiran ini sudah dibawa sejak mereka lahir di bangsa ini karena generasi sebelumnya seperti itu.
Generasi bangsa akhirnya bermental miskin tidak mau usaha tidak mau bekerja apalagi saat ini ada iming-iming mereka akan mendapat gaji dari pemerintah dan pada ujungnya pemerintah akan mencari uang untuk melakukan utang piutang lagi, yang akhirnya terbebani adalah masyarakat, pajak dituntut harus cepat bayar, SIM nda boleh telat, Rajia dimana-mana, membayar listrik, membayar Air PDAM, Jalan Tol, Kereta Api, Pesawat serba mahal.
Semua ini ditangung oleh masyarakat yang menjadi bagian bangsa ini, sudah tidak ada lagi kata dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat tapi berbalik arah yang membuat bangsa ini semakin sengsara, masyarakat kecil selalu menjadi buah bibir yang sangat mengerikan, inilah kenyataan ketertidasan yang tidak diharapkan oleh para pendiri bangsa.
Wajar Sukarno sejak lama merisaukan ketertindasan oleh tangan-tangan bangsa sendiri bukan lagi para penjajah dari negara lain, pemerintah mengajarkan kepada generasi untuk merasa cukup dengan kerja didunia pemerintahan saja. indoktrinasi yang sangat implisit terlihat pada raut wajah perbudakan.
Perbudakan tidak seharusnya ada di bangsa ini, namun apa daya jam kerja yang ketat aturan yang semrawut, pemimpin banyak yang korup, menjadi pemimpin harus mani politik, mereka memperbudak masyarakat dengan uang kertas yang merah dan biru. Masyarakat juga nda bisa menjaga diri karena mata mereka pasti akan merah merona karena mereka adalah budak yang tidak memiliki integritas untuk menjaga diri.
Diri masyarakat sudah tidak dianggap lagi oleh para oknum pemerintah saat ini, masyarakat ibarat buih dilautan yang bisa diombang ambing, oleh mereka yang memiliki jabatan, mereka seenaknya memperbudak masyarakat bahkan karyawannya pun menjadi budak yang dibayar, untuk menyelesaikan pekerjaan pemerintah yang tidak mau tau.
Pemerintah seharusnya sebagai pengayom harus memberikan teladan yang baik serta positif bangi bangsa ini, bukan menjadi contoh yang buruk bagi generasi tunas bangsa. Untuk itu pemerintah harus mengevaluasi diri bahwa yang mereka lakukan selama ini ialah memperbudak bukan memberikan kebebasan bagi generasi bangsa.
Generasi menjadi tertekan oleh ulah pemerintah saat ini gejolak dimana-mana isu rasisme menjadi tren topik, isu kekerasan menjadi hal yang biasa-biasa saja padahal ini adalah suatu keburukan yang terlihat yang harus segera diselesaikan dengan jalan perdamaian dan toleran. Agar tidak muncul kembali isu penistaan agama.
Jaman para Nabi saja toleransi itu sangat beradab tidak ada tumpang tindih akan tetapi selalu merangkum dan mengisi kekurangan masing-masing, tidak ada lagi perbedaan yang ada adalah rasa persatuan yang tertanam sehingga mereka terbiasa dengan keadaan yang berbeda.
Konsep dibangsa ini sudah sangat lengkap apalagi kalau kita melihat dan membaca Bhineka Tunggal Ika yang menjadi slogan bangsa ini yang sangat ampuh untuk menjadi jalan tengah dalam menyelesaikan persoalan kebangsaan yang lagi hangat diberitakan.
Pemberitaan akan selesai jika keterlibatan pemerintah secara utuh memberikan cermin yang nyata yang bisa diikuti oleh masyarakat dan generasi bangsa yang budiman, sehingga kita dapat meraih suatu kesejahteraan sosial dan keadilan yang beradab.

Rabu, 11 September 2019

Hukum dalam Bingkai Ke-Indonesiaan

Hukum dalam Bingkai Ke-Indonesiaan



Hukum adalah sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan kelembagaan, baik politik, ekonomi, dan masyarakat. Filsuf Aristoteles yang sangat terkenal sampai saat ini menyatakan hukum adalah sebuah supremasi hukum akan jauh lebih baik daripada dibandingkan dengan peraturan tirani yang merajalela.
Hukum di Indonesia, adalah menganut sistem hukum campuran dengan sistem hukum utama yaitu sistem eropa continental, Anglo-Saxon, adab/kebiasaan, agama. semua hukum ini menjadi bagian fundamental dalam mengarungi pelaksanaan hukum di bangsa Indonesia.
Hukum mengatur tingkahlaku, peraturan hukum ditetapkan oleh lembaga yang berwenang, penegakan aturan hukum bersifat memaksa, dan hukum memiliki sanksi. Semua ini masih belum maksimal dilaksanakan karena kekurangan moral penegakan hukum membuat masyarak yang merasakan risih dengan pelaksanaan hukum.
Bidang-bidang hukum, Hukum pidana, hukum perdata, hukum acara. Semua bidang ini menjadi bagian yang tidak bisa dilepaskan dengan perkembangan semua ilmu karena ilmu menjadi dasar dari perkembangan hukum bangsa Indonesia.
Maka kita harus kembali, menjadikan hukum menjadi alat yang dapat membantu dengan cara penegakan yang sesuai dengan kondisi yang ada saat ini, dengan mengedepankan visi persatuan, sehingga hukum dapan menjadi alat yang menjamin dan merubah masyarakat Indonesia.


Selasa, 03 September 2019

ENTITAS YANG SATU


ENTITAS YANG SATU
Bersejarah
Dusun Bambu, Bandung, Bersejarah.
1. Kalimantan Barat, 2. Banten, 3. Galuh, 4. Tasik, 5. Sumatra (Padang), 6. Nusa Tenggara Barat (NTB).
Sejarah mencatat segala peristiwa yang terjadi baik yang sudah berlangsung bahkan yang terjadi saat ini, sebagai bagian fundamental dalam memahami perkembangan umat manusia. Perkembangan adalah suatu perubahan yang terjadi pada setiap mahluk ciptaan terutama manusia. Dalam konteks historis bahwa umat manusia selalu berkembang dan maju, baik secara fisik dan pemikiran.
Fisik menjadi bagian penting dalam melihat perkembangan manusia, mulai dari gen, warna kulit, rambut, mata dan tinggi badan. Menjadi bukti empirik bahwa manusia selalu berkembang, karena sudah jelas bahwa manusia akan selalu menerima perubahan baik jaman, teknologi bahkan cara bergaul menjadi cirri utama dari perbedaan yang terjadi pada kehidupan manusia.
Pemikiran menjadi tolak ukur adanya proses perkembangan yang lebih baik dan umat manusia. Manusia yang berpikir dialah yang bisa dianggap ada dimuka bumi ini, pantaslah banyak lahir generasi-generasi yang berpikir progresif pada masa Yunani, Romawi, Islam, Abasiah, Aufklarung dll. Semua pemikir yang lahir bisa kita melihat perbedaanya cara dan gaya mereka dalam proses berpikir.
Gaya menjadi pembeda yang hakiki, dari setiap diri Manusia, kadang ada yang tinggi, ada yang sedang, ada yang renda. Semua gaya memiliki ciri khas sebagai pembeda yang nyata. Kadang ada yang sinis kadang ada yang cerdik dan kadang ada yang revolusioner. Setiap insan selalu berbeda pandangan dan sudut pandang dalam melihat masalah yang akan dianalisis.
Begitulah adanya ketika kita melihat Papua, Maluku, NTT, Sulawesi, Kalimantan, NTB, Bali, Jawa, dan Sumatra. Sebagai entitas yang sama tapi memiliki perbedaan cara berpikir dan pandangan. Maka jangan herang dalam melihat isu-isu kekinian banyak orang yang berbeda pemikiran. Perbedaan adalah yang dapat menyatukan kita, kita adalah satu, satu untuk semua.


SALAM LITERASI.


Minggu, 25 Agustus 2019

Al-Qur’an Sebagai Pedoman Hidup


Al-Qur’an Sebagai Pedoman Hidup


Allah Swt sebagai pencipta membuat pedoman dan petunjuk, bagi umat manusia. karena Al-Qur’an sesungguhnya bacaan yang sangat muliya, Alllah Swt pertegas, bahwasannya sudah aku sempurnakan agama Islam kepadamu wahai manusia, agar kamu dapat bersukur (QS. Al-Baqaroh ayat 152). Serta Allah Swt tidak senang kepada umat yang saling membunuh, namun Allah Swt senang kepada umat yang saling tolong menolong dan membangun uhwa persatuan (QS. Al-Qasroh ayat 77).
Nabi Muhammad Saw, berpesan bahwa kutinggalkan dua pusaka bagi umat Islam yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah (Bukhari Muslim). Sebagai pedoman dan petunjuk dalam mengarungi bahtera dunia, namun tidak lupa juga kita bahwa Al-Qur’an, sebagai pentunjuk yang sudah paten dan tidak ada tawar menawar lagi. Maka kita sebagai umat Islam juga harus lebih memahami dan dapat mengimplementasikan nilai-nilai Qur’ani dalam hidup.
Perlu di ingat sebagaimana Muhammad Abduh pernah mengataka. Umat Islam tertinggal karena mereka meninggalkan agamanya, artinya bahwa kalau kita jauh dari pedoma hidup yang hakiki yaitu Al-Qur’an maka jangan heren kita akan miskin dalam ranah ekonomi, Politik dan sosial. Untuk itu perlu kita jadikan Al-Qur’an sebagai pedoman nomor satu Umat Islam.
Dalam dinamika umat Islam kekinian, pertarungan pemahaman sehingga Umat Islam menjadi ter-kotak-kotak, inilah keingginan dunia barat membuat Umat Islam terpecah dan kemudian Umat Islam dapat mengikuti milah atau perilaku dunia Barat. Tentu Hal ini perlu kita satukan cara berpikir umat Islam dengan memperdalam Ilmu dalam memahami Al-Qur’an.
Mengutip pendapatnya Muhammad Ikbal, dalam bukunya rekonstruksi relijius, ada kritikan yang menarik bahwa Umat Islam terlalu romatis memahami sejarah umat Islam terdahulu, mengagung agungkan pengaruh dan kekuasaa Islam di masa lalu. Namun Umat Islam lupa mempersiapkan masa depannya. Terlalu banyak orang yang rasional atau pintar sehingga menganggap Islam sudah finis memahaminya. Padahal Islam juga menganjurkan adanya pintu Ijtihat atau pembaharuan dalam menjalankan sariat Islam.
Kita jangan menutup diri dengan keadaan di abad 21 ini, perlu membuka diri dan memahami Islam lebih mendalam baik secara teks maupun konteksnya, sehingga kita bisa meraih ketenangan hidup dan  hidup yang sejahtera ketika kita yakin dan percaya pada Al-Qur’an. Kiyai Ahmad Dahlan sudah mengajarkan perlu adanya purifikasi atau pemurnian ajaran Islam dan pembaharuan sehingga Islam dapat menyesuaikan diri di era refolusi Industri 4.0.
Semoga kita dapat menjadi umat terbaik yang dapat menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup.


Jumat, 16 Agustus 2019

Kita yang Berdiri, menegakkan, dan Mempertahankan Keberadaan Bangsa

Kita yang Berdiri, menegakkan, dan Mempertahankan Keberadaan Bangsa

Parewa
Bangsa, istilah ini sudah menjadi suatu dogma yang didoktrin untuk generasi penerus. Sampai detik ini penggunaan istilah tersebut masih mendominasi di kalangan masyarakat akademik maupun non akademik. Tumpuan generasi emas sudah sering kali mengucapkan istilah ini, akan tetapi makna dibaliknya masih belum dimengerti. Karena ketidaktahuannya mereka menjadi lupa akan jati diri yang sebenarnya tentang bangsa. Hal ini terbukti makin luasnya krisis pengetahuan masyarakat dalam menjajaki dan meretas persoalan bangsa dengan berbagai strategi terobosan.
Salah satu alasan mengapa bangsa ini harus Merdeka, karena kita tidak ingin dijajah oleh bangsa lain bahkan bangsa kita sendiri dalam satu kesatuan yang menjadi value dalam negarai Republik Indonesia. Bangsa yang bersatu merupakan jembatan yang amat sangat penting untuk mempertahankan negara dari arah serangan manapun. 
Masyarakat sebagai anggota bangsa yang ada dalam Negara Republik Indonesia pada dasarnya mengetahui kalau bangsa Indonesia adalah bangsa yang satu dengan beragam perbedaan latar belakang agama, ras, dan etnik. Secara jelas, masyarakat yang tidak memiliki sistem yang kuat sungguh sulit untuk menggapai kemerdekaan yang benar-benar nyata.
Meskidemikian, kalau definisi dan praktis suatu bangsa dapat dimengerti, dan diaplikasikan dalam konteks yang sebagaimana mestinya, sehingga akan termotivasi olehnya dengan menjadikan kita lebih semangat, kuat, dan maju, serta mampu berdikari lewat satu kata ini.
Bangsa didalamnya terdapat sekelompok manusia yg memiliki sebuah ikatan, mereka adalah yang merancang strategi terobosan dalam mengembangkan dan meningkatkan segala aspek kehidupan. Tidak sampai disitu, sekelompok manusia yang mampu meningkatkan bangsa lebih maju, mereka juga lah yang dapat mempertahankan peningkatan tersebut. Meskipun dalam mempertahankan tingkatan hasil yang sudah dicapai adalah hal yang tidak mudah, namun bukan berarti segalanya harus terlihat buntu. Karena bisa dilakukan dengan salah satu cara memanfaatkan struktur kognisi yang ada kemudian diakomodasi dan dihubungkan dengan pengetahuan yang baru kita temui sehingga ada inovasi yang dihasilkan, berbagai informasi dan fakta membuka pikiran kita menuju pada tingkatan lebih dan lebih baik dalam mempertahankan yang sudah ada.
Kendatipun cara tersebut dapat dilakukan, namun banyak cara yang bisa dilakukan lebih sebagai bentuk identitas kita sebagai bangsa Indonesia. Pokok utama dalam bertindak tidak menjadikan hambatan dalam persoalan menjadi beban. Jika beban pikiran tertimbun sampai tak ada celah dalam berfikir dan beraksi, so there's nothing best happended today and future. Apa yang ada di depan mata, terus hadapi tanpa terlalu melihat yang jauh dan belum jelas adanya (peristiwa). Tapi berfikir futuristik dalam sebuah wacana diperbolehkan sebagai bentuk kesiapan kita dalam menghadapi segala benturan di masa mendatang.
Salam Merdeka 74 Tahun Dirgahayu Republik Indonesia.

Minggu, 11 Agustus 2019

Membangun Litrasi Intelektual Kader

"Membangun Litrasi Intelektual Kader" 



Literasi sebagai bahasa yang umum dibicarakan menjadi momok yang menakutkan. Sebagai jalan menuju tatanan intelektualitas yang paripurna, butuh bukti nyata dari kebiasaan lama dan membokar kebiasan baru agar tercapai tujuan organisasi.
Organisasi sebagai wadah intelektual perlu diasah seperti pedang al-Fatih. Agar dapat menebas kobodohan dan ketertinggalan. Dalam dunia intelektual perlu kebiasaan yang terus di laksanakan pada setiap diri kader.
Intelektual Kader, sebagai bagian penting yang dapat dibangun melalui proses membaca, menulis dan berbicara. Dibarengi dengan tindakan kongkrit.
Tindakan adalah sebuah keniscayaan yang harus dilakukan kader, sebagai penerus organfital dalam menjalankan roda kepemimpinan. Karena kader adalah pemimpin masa depan yang paripurna.
Jaman edan ini dituntut untuk lebih tau diri, tau bahwa kita kurang, tau bahwa kita tertingal, tau bahwa kita jumud, tau bahwa kita minim, tau bahwa kita lemah, tau bahwa kita gagal. karena kita sadar dengan ini semua maka perlu memperbaiki roda kepemimpinan dalam organisasi apa saja dengan optimisme.
Salam Literasi.
BINDANG RISET DAN KEILMUAN
DPD IMM NTB

Senin, 01 Juli 2019

Adab Ber-sosial Media

Adab Ber-Sosial Media

Oleh : Kader

Diskusi Keilmuan

Dokumentasi selesai diskusi keilmuan.
Masalah pengunaan sosial media, marak dibicarakan oleh masyarakat sosial bahkan masyarakat mahasiswa yang mengunakan media sosial masih memiliki kekurangan keterampilan atau skill dalam menjalankanya. Maka muncul pertanyaan bagamana cara mengunakan media sosial media yang baik?

Pertanyaan ini dijawab dengan lugas bahwa bersosial media harus disadari sebagai bentuk dakwah amal makruf nahi mungkar, karena sosial media banyak hal yang bisa disampaikan baik melalui akun Facebook, Instagram, Blogger, Youtobe, Twetter, dan Whatsapp. Semua akun ini harus bisa dimanfaatkan sebagai cara bagi kita membagi informasi yang bermanfaat.

Media sosial harus menjadi alat untuk membangun diskusi dan memantau aktifitas berorganisasi. Karena kita bisa melihat aktifitas atau hubungan emosional baik melalui komentar-komentar yang bernilai positif.

Khusus kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah NTB harus dapat mengendalikan diri dalam bersosial media, dalam menanggapi semua kejadian atau masalah sosial. Dengan mengedepankan adap yang dapat menjadi cara untuk menjaga sekuriti organisasi.

Media sosial harus digunakan untuk mengembangka Skill atau kemampuan dalam melakukan tindakan dalam bersosial media. Banyak hal yang bisa dilakukan baik membangun diskusi bahkan menjadi peluang usaha bagi kader dan pemuda yang memiliki skill.

Ada pernyataan ketikan menjadi direktur atau kepala dalam dunia pemerintahan tapi kita tetap menjadi bawahan namun ketika kita memiliki usaha sekecil apapun namun kita tetap akan menjadi bos nya. untuk meraih hal itu perlu konsisten dalam bersosial media.

Jangan sampai kita menyebarkan berita Hoax secara terus menerus maka Hoax itu akan menjadi benar. Hal ini harus dapat kita hindari dalam bersosial media. Untuk itu kita harus peduli dalam membagun wacana untuk membangun pemuda tampa Hoax.

Berdasarkan hal diatas maka bersosial media sangat penting bagi kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. Untuk mengembangkan diri dan membangun wacana intelektual.

Hasil diskusi malam Selasa 02 Juli 2019.

Rabu, 13 Maret 2019

55 TAHUN IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH BERKIPRAH


55 TAHUN  IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH
BERKIPRAH
IMM 55 TAHUN
IMM 55 TAHUN TEPAT SASARAN

Oleh: Faidin Parewa
Bumbu-Bumbu kehidupan, tiada tara dalam miniatur kehidupan, Sebagai organisasi, yang sudah banyak berkiprah di dalam dunia pergerakan, menjadi semacam buih yang terombang ambing dilautan,banyak cerita pahit yang sudah dilewati oleh pendiri organisasi bahkan penerus tampuk pimpinan saat ini.
Memimpin Organisasi ini, ibarat tumpahan benih yang belum pasti tumbuh kembangnya, bagaimana dan seperti apa?, perkembnganya belum bisa dipastikan, namun ditangan para kader handal akan tercipta dan lahir buah yang dapat dipetik dan dinikmati. Tentunya ada pada tangan pengerak yaitu kader.
Kader, seyogyanya menjadi moto pengerak disetiap lini, karena terciptanya insan yang hakiki, dikarenakan ditempa oleh ombak yang sangat besar sehingga membuat kader terombang ambing, namun kader yang dapat melewati ombak tersebut, akan dapat menikmati hasil kerja keras dan kegigihanya selama dia konsisten.
Konsisten, merupakan jiwa idealisme, yang harus dimiliki oleh setiap kader Ikatan yang menjalankan roda organisasi. Karena umur ke 55 tahun ini adalah bukti yang Nampak bahwa Ikatan memeiliki kekuatan, untuk mempertahankan organisasi, dalam lika-liku kehidupan yang dilalkui oleh Ikatan.
Ikatan, menjadi bukti kesolitan kader, yang sampai kini, belum bisa di tumbangkan, walau pada beberapa tahun yang lalu ada dualisme kepemimpinan namun dapat diretas oleh ikatan yang sudah mendarah daging di setiap kader yang ada di Indonesia bahkan di negara lain yang ada Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah.
Bukti ini, menjadi dasar bahwa kader memiliki rasa persatuan yang tumbuh dalam miniatur Ikatan. hari ini banyak ucapan selamat yang dilontarkan oleh kader, organisasi pergerakan, masyarakat, pejabat pemerintahan, kepada Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. Tentu ucapan ini merupakan musibah baru untuk Ikatan yang harus direfleksi secara bersama.
Kebersamaan dalam meretas masalah yang baru ini, perlu kiranya ikatan memperhatikan masyarkat milenial yang sudah meleh terhadap teknologi, hanya saja kemapuan untuk memahami teknologi ini masih sangat minim. Karena hanya dapat mengunakan namun kapan kita di Ikatan ini dapat menghasilkan prodak baru ini masih dalam tanda Tanya?....., yang harus dijawab oleh setiap kader.
Apalagi saat ini, kita menghadapi Refolusi industri 4.0 yang lagi buming dibicarakan baik dalam dunia industri bahkan dunia pendidikan. Tentunya keadaan ini lagi-lagi memiliki masalah karepemahaman kita masih sebatas definisi. Belum mampu menghasilkan Industri terkini dalam ikatan. Apalagi ada kader-kader yang memahami teknoligi belum mampu dirangkul.
Solusi untuk ini, seharusnya kita yang menjadi Kader Ikatan harus mampu memanfaatkan momen ini, sebagai cara kita untuk melambung tinggi di era-refolusi Ini. Memalui pemanfaatan kader-kader handal yang memiliki kreativitas di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah.
Selamat Milat, Walau negri ini masih memiliki PR Besar, Maka bantulah dengan keihlasan-mu dalam berlomba-lomba dalam kebaikan demi terciptanya umat yang memiliki ahlak baik.
Umur adalah Beban, kurangi bebanmu dengan semangat untuk beribadah bukan mengharapkan pujian, Sanjugan dari banyak orang Cukup Tuhan yang tau dan yang memberikan Semua itu.
Salam Pergerakan, pergerakanmu saat ini harus lebih masif agar tidak ada koruptor yang berkeliaran lagi dengan mengontrol secara konsisten dalam bingkai idealimemu.
Tetap Merah dalam Ikatan, merahmu adalah darah daging yang mengikat setiap simpu-simpu yang memisahkan daerah atau wilayah dan kepemimpinan tikat komisariat, Cabang, Pimpinan Daerah, dan Pimpinan Pusat dalam Ikatan.  


Waassalam.

Jumat, 08 Maret 2019

Lembo Ade

Lembo Ade

LEMBO ADE
SETAPAK

Bahasa lembo ade dalam ranah sejarah, merupakan cerminan pendewasaan diri, karena bahasa ini dalam kebudayaan Mbojo ialah bentuk rasa iba, rasa sayang, rasa cinta, bahkan kasih dan sayang. Memberikan suatu stimulus, bahwa ternyata masyarakat Mbojo memiliki sesuatu keunikan, yang tentu tidak dimiliki oleh daerah lain, ternyata Mbojo merupakan daerah terunik di seantero Nusantara.

Jejak sejarah Mbojo, sudah menjadi konten yang dapat dimaknai oleh setiap masyarakat, sehingga melahirkan suatu budaya yang sangat unik, karena sejarah mengajarkan sebuah konteks nyata yang dapat memberikan motivasi menyeluruh terhadap masyarakat. Untuk itu perlu kiranya masyarakat Mbojo mengajarkan secara terus menerus bagi masyarakatnya tentang nilai yang ada ditanah Babuju.

Sejarah sangat penting untuk menentukan masa depan masyarakat.

Salam Membaca..!     

Selasa, 01 Januari 2019

Membokar Kejahatan Kader diajang Musdya IMM NTB

Membokar Kejahatan Kader diajang Musdya IMM NTB

Parewa


Oleh : Faidin M.Pd



Keadaan memberikan gambaran berharga kondisi sosial masyarakat di lingkungan berbangsa. Bangsa adalah sekumpulan orang yang sadar atas kepentingan bersama dalam mencapai cita-cita bersama, tanpa menyelewengkan hak persatuan. Satu arah perjuangan untuk menjaga dan melindungi saudara, daerah dan tekat bersama-sama dalam merdeka. Merdeka bukan semata-mata bebas akan tetapi merdeka berdiri pada sandaran kesatuan.

Cinta merupakan masa kasih dan sayang, yang harus tercipta dalam sanubari sertia generasi, karena penyatuan kesadaran menjadi kunci lahirnya kekuatan. Kuat ialah kunci dalam berjuang baik secara fisik maupun dalam berpikir. Pikiran harus melampaui gunung semeru, walau belum menginjakkan kaki namun dari membayangkan akan melahirkan cara berikir untuk menyatukan masyarakat dalam perbedaan.

Perbedaan bukan menjadi persoalan, hari ini perbedaan akan menjadi alat pemersatu setiap bangsa yang berbeda mulai dari sabang sampai merauke, berjajaran pulau, suku, bahasa, dan agama. Keadaan ini menjadikan pertemuan yang takterbatas. Batas bukanlah tanda merah, putih, hijau dan hitam tapi perbatasan adalah penyatuh akan perbedaan yang ada dari setiap wilayah yang berbeda.

Wilayah adalah tempat tumbuh dan berkembangya karakter generasi bangsa, karakter ditempa dalam komunitas masyarakat, baik keluarga dan terutama masyarakat. Masyarakat adalah sekumpulan orang yang memiliki nasip berbeda yang selalu berkomunikasi untuk menyambung tali persaudaraan. Persaudaraan tidak mengenal batas ruang dan waktu. Karena saudara adalah senasip dan sepenangungan.

Memikul beban secara bersama, ibarat kapal laut yang membutuhkan nahkoda dan kelengkapan baik mesin dan fisik dari kapal laut yang harus seimbang agar dapat melewati lautan teduh yang penuh dengan ombak gemuruh, agin yang meniup arus jalan yang dikehendaki. Sehingga para nahkoda dapat mengarahkan arah yang dituju.

Tujuan bukanlah akhir dari perjuangan namun tujuan adalah langkah pasti dari bukti yang ditorehkan dalam berjuang pada masa kini, yang akan melahirkan bentuk perjuangan dimasa depan.   
Editor : Ajis Tanjung

Pendidikan Kesadaran

 Pendidikan Kesadaran Pendidikan adalah bagian penting untuk menyelamatkan bangsa Indonesia sebagai sebuah bangsa yang utuh dan berkembang, ...