Jumat, 20 Oktober 2017

Kajian Buku Djoko Soekiman. (2014) kebudayaan Indis dari Zaman Kompeni Sampai Revolusi. (edisi kedua). Depok : Kumunitas Bambu.



 Kajian Buku

Djoko Soekiman. (2014) kebudayaan Indis dari Zaman Kompeni Sampai Revolusi. (edisi kedua).  Depok : Kumunitas Bambu.

Sejak lama sebelum kedatangan bangsa belanda dikepulauan indonesia, orang india, cina, arab, dan portugis, telah hadir di pulau jawa. Masing-masing membawa kebudayaannya sendiri. Pada abad ke-16 orang belanda datang keindonesia, hanya untuk berdagang, tetapi kemudian menjadi penguasa di indonesia. Ketika Vereenigde Oost-indische Compagnie (VOC) jaya maka dia membangun semua fasilitas seperti gudang penimbunan rempah-rempah, kantor dagang, benteng, tempat tinggal. (hlm.1). yang mengakibatkan gaya hidup, bagunan rumah tredisional, fungsi ruangnya, alat perlengkapan rumah tangga tradisional jawa mengalami perubahan. Dengan demikian budaya barat yang disebut dengan kebudayaan indis lahir di Indonesia dikenal dengan tujuh universal budaya. 1. Bahasa, 2. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia, 3. Mata pencarian hidup dan sistem ekonomi, 4. Sistem kemasyarakatan, 5. Kesenian, 6. Ilmu pengetahuan, dan 7. Religi. Perkembangan budaya Indis seperti pola hidup dan gaya indis berakhir bersama dengan runtuhnya kekuasaan hindia belanda ketangan kekuasaan jepang. Tetapi bangunan rumah gaya Indis masih banyak yang berdirikukuh hingga sekarang.  Oleh karena itu, buku ini sangat tepat sebagai referensi kajian kebudayaan indis pada zaman kompeni sampai revolusi dengan pendekatan ilmu sejarah.
Dalam BAB perkenalan, soekiman menjelaskan bahwa buku karangannya ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa dari zaman Kolonial sampai revolusi masih bisa dikaji terkait kebudayaan indis. Buku yang terdiri dari (VI) BAB atau Bagian ini diawali dengan penjelasan tentang kehadiran orang belanda (I), bagian kedua (II) menyajikan pembahasan mengenai masyarakat pendukung kebudayaan indis, diantara bagianya pertama, struktur masyarakat dan kehidupan dilihat dari aspek kognitif, aspek normative, aspek afektif dan komposisi sosial. Kedua, kebudayaan indis. kemudian bagian ketiga (III) berisi penjelasan gaya hidup masyarakat indis, diantaranya gaya hidub berumah tangga dan rumahtinggal indis, kelengkapan rumah tinggal, kehidupan keluarga sehari-hari didalam rumah, gaya hidup mewah, maupun upacara kelahiran, pernikahan, dan kematian. Bagian keempat (IV) menjelaskan tentang lingkungan permukiman masyarakat eropa, indis, dan pribumi diantara poin penjelsanya. A. sumber-sumber tentang pola lingkungan pemukiman, berita dari karya tulis, sumber terulis bangsa eropa, berita visual, karya berupa fotografi. B. mengamati senibangunan rumah dari hasil karya seni lukis, pahat, foto, dan karya sastera. C. pola pemukiman masyarakat indis di kota, provinsi, dan kabupaten di jawa. D. upaya mencukupi kebutuhan perumahan kota. E. pengunaan unsure seni tradisional dalam gaya Indis. Bagian kelima (V) menjelaskan ragam hias rumah tinggal. Dan bagian terakhir bukunya soekiman adalah penutup, yang isinya iktisar dan saran-saran.
Selain memaparkan sejarah kebudayaan Indis dari zaman colonial sampai revolusi dalam ilmu sejarah, melalui buku ini soekiman ingin lebih memperdalam kajian tentang tujuh unsur universal budaya yang belum banyak ditulis. Karena masih banyak tulisan di dalam karya  seperti: Berlage, Van De Wall, dan Peter J.M. Nas, yang lebih fokus pada gaya bagunan secara umum. Didalam karya mereka tidak terdapat pembahasan tentang manusia penciptanya sebagai pendukung kebudayaan indis. Selain itu terdapat juga karya De Haan, Breton De Nijs, Buiten Weg, dan Bea Bromer tentang kehidupan masyarakat indis. tetapi karya mereka tidak sesuai dengan tujuh unsur universal budaya (hlm.8). jadi yang menjadi alat (sarana) memahami kebudayaan universal dan dapat menjadi referensi yang sangat penting untuk memahami kebudayaan indis  bagi Soekiman adalah karya tulis Clyd Cluckhohn tentang tujuh unsur budaya universal. Dan karangan dari abad ke-18 dan abad ke-20 seperti monografi, kesusateraan, kisa perjalanan, lukisan, foto sketsa, artefak, dan seni bangunan indis. Semua sumber tersebut bermanfaat bagi bukti munculnya kebudayaan dan peradaban Indonesia (hlm.9).
Soekiman berpendapat bahwa masyarakat indis telah melahirkan pula kebudayaan indis. Sejalan dengan pendapat Adolph s. tomars, dalam tulisannya yang berjudul “class systems and the arts” yang mejelaskan bahwa hadirnya golongan masyarakat tertentu pasti akan melahirkan pula seni dan budaya tertentu (hlm.13). selanjutnya pendukung kebudayaan indis menurut burger ada lima yaitu; a. golongan pamong praja bangsa belanda, b. golongan pegawai Indonesia baru, c. golongan pengusaha partikelir eropa, d. golongan akademisi Indonesia, e. golongan menegah Indonesia yaitu para pengusaha yang mempunyai usaha dibidang perniagaan dan kerajinan tapi golongan ini dikucilkan dan diangan (wong cilik) orang kecil, pada hal merekalah yang berperan cukup besar mempengaruhi perubahan kebudayaan indis di laweyan (Surakarta) dan kotagede (Yogyakarta).
Inti dari buku soekiman sebenarnya adalah tentang proses akulturasi kebudayaan diindonesia yang di perlihatkan sebagai kebudayaan indis adalah tidak terlepas dari adanya, penguasa colonial, pedagang, serdadu cendekiawan belanda dan pengalaman mahasiswa Indonesia di belanda, masyarakat budaya Indonesia, lingkungan alam Indonesia, kebudayaan indis. Melahirkan cendekiawan, rohaniawan, arsitek, seniman, dan guru.sehingga tujuh unsure kebudayaan belanda menjadi bagian dari Indonesia dengan proses akulturasi.(hlm.30).
Buku kebudayaan indis dari zaman kompeni sampai revolusi djoko soekiman mengajak setiap pembaca menyaksikan bulan madu perkawinan budaya jawa dengan eropa di tengah situasi perang penaklukan belanda yang penuh kekerasan dan gencar dilakukan sepanjang abad ke-18 sampai 20. Semua terekam lengkap dengan bahasa yang popular dan sejumlah ilustrasi berupa lukisan serta gambar, membuat buku soekiman semakin mudah dipahami, dan menguatkan imajinasi sejarah pembacanya. Buku ini juga semakin lengkap dengan disertakanya, daftar singkatan dan indeks di akhir buku.
Pada dasarnya semua karya tulis terkesan tampa salah, buku Djoko soekiman merupakan hasil penelitian untuk menyelesaikan program pendidikan doktoralnya di universitas gadjah mada, dalam pengumpulan data penulis mengkaji beberapa sumber, baik yang tertulis maupun dokumentasi, secara garis besar tidak ada proses wawancara langsung kepada tokoh masyarakat, mengakibatkan penulisan ini hanya mengkaji teks yang ada baik di dalam arsip, dokumen, foto atau gambar. Penulisan ini juga baru dilingkungan jawa tidak dilakukan kajian dilingkugan lain seperti di propinsi-propinsi, kabupaten, dan  kota  lain diseluruh Indonesia.
Kebudayaan Indis menawarkan sebagai bacaan bagi para pelajar, mahasiswa. Yang bisa dibilang sangat lengkap dalam memahami dan menganalisis kebudayaan indis dari masa kolonial sampai revolusi. Didalamnya juga terdapat contoh gambar dan lukisan yang memudahkan pembaca dalam memahami kebudayaan indis. Oleh karena itu buku ini mampu membekali pembaca tentang imajinasi historis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pendidikan Kesadaran

 Pendidikan Kesadaran Pendidikan adalah bagian penting untuk menyelamatkan bangsa Indonesia sebagai sebuah bangsa yang utuh dan berkembang, ...