Jumat, 20 Oktober 2017

Pribumi dan non pribumi, sejarah hitam/putih



Pribumi dan non pribumi, sejarah hitam/putih

Sejarah yang ditorehkan saat ini, memiliki kekuatan batin, secara komprehensif, perkembangan sejarah terus berputar dan trus mengalir mengikuti arus jaman. Tidak kita sangak dan tak terkira malah itu yang terjadi hari ini, konsensus-konsensus dalam roda penulisan sejarah, selalu memngangkat kesadaran dan menciptakan kehendak untuk berubah dalam tataran sosial dan kebangsaan dituntut untuk menciptakan cerita masa lalu yang menyenagkan dan membanggakan. Konsep ini selalu diprioritaskan dalam penulisan sejarah sejak kesadaran yang muncul pada penulisan sejarah Indonesia sentris, menghendaki peran dari orang Indonesia dituntut untuk terlihat dalam penulisan sejarah dan dalam peristiwa-peristiwanya. Pembentahan atas nederlansenris mengindikasikan bahwa penulisan sejarah terus berubah. Lahir kemudian pemikir dan sejarahwan yang membawa fisi baru dalam penulisan sejarah, yang sebelumnya masih pada studi dokumen maka kemudia muncul Sartono sebagai orang yang pertama di indonesia yang memperkenalakan teori sosiologi atau sosial dalam menganalisis sejarah. perubahan ini memberikan tritmen baru dalam penulisan sejarah. tentu kemudian banyak sejarawan yang menulis sejarah dengan melihat secara kritis perkembangan sejarah dengan melahirkan isu-isu kontroversi yang tentu membangun cara berpikir kritis orang yang membacanya dan bertanya-tanya apakah betul sejarah demikian. Seperti Asvi Warman Adam, yang banyak menulis tentang isu kontroversi dalam sejarah sehingga muncul kata pelurusan sejarah. beberapa hari yang lalu penulis menonton suatu diskusi atau kuliah Umum prof. Taufi Abdullah mengatakan omong kosong orang yang mengatakan pelurusan sejarah. tentu dalam pengertian yang penulis pahami pasti dua tokoh ini tidak akan bisa bertemu dalam forum diskusi karena perdebata-perdebatan dan perbedaan penafsiran sejarah. karena sejarah identik dengan subjektivitas dari penulis sejarah. karena obejektitifatas sejarah adalah ketika penulis mampu menafsirkan sejarah dengan pemikiran dan teori yang ada. Jadi dalam pandangan penulis pengerian ini menjadikan penulis sejarah identik dengan subjektivitas. Tapi masalah ini sudah lewat dalam bahan-bahan diskusi dari para ahli pendidikan sejarah dan para sejarahwan.
Meminjam pendapat Kolonel Untung, tentang prolok, peristiwa, dan epilok. Konteks yang masih menjadi perdebatan saat ini ialah perdebatan mengenai epilok. Yang selalu berkembang, membuka ruang baru dalam sejarah, dalam lembaran baru ini, dalam istilah John Look adalah Tabularasa, bagaimana kertas putih diisi dengan tinta atau tulisan. Begitulah yang terjadi saat ini banyak perdebatan dan percecokkan. Seperti isu kekinian adalah masalah pribumi dan non-pribumi. Dilihat secara historis sebenarnya pribimi itu sudah berakhir-begitupun non-pribumi sudah berakhir, kenapa demikian? Karena sekarang kita berada pada negara kesatuan republic Indonesia. berarti masyarakat yang ada sudah melebur menjadi satu, sudah tidak ada pembatas, suang, dan waktu. Dalam berkomunikasi karena kita sudah disatukan dalam suatu komunikasi yang intens dengan bahasa yang satu.
Walau ada percecokkan saat ini itulah cirri khas dari perkembangan sejarah, selalu muncul isu yang tak terduga, hanya saja harus dicatat dan diinggan agar menjadi suatu sumber pembuktian bahwa sejarah memiliki peran dan andil dalam membangun bangsa. sejarah sudah terbukti kita sudah tersatu padu, tidak seharusnya ada proses diskriminasi antara kelompok, masyarakat, serta secara individu. Semangat kebangsaan harus terus dipupuk, bagaikan tanaman yang tumbuh, selayak pandang sejarah terukir indah, dengan lantunan tulisan yang berjajar rapi, dengan konsonan, yang tertata.
Koneksi sejarah harus terus berkobar, tampa sejarah bangsa ini akan tersiksa, janganlah memandang sejarah itu sepele, tidak penting, membosankan, membinggunkan. Tapi pandanglah sejarah sebagai pemotivasi, yang menjadi catatn yang dapat diserap makana dan dapat menjadi tolak ukur dalam melakukan aktivitas, dan pempertimbangkan baik dan buruknya, tentu ini semua harus bercermin dan melihat kembali sejarah yang ada. Walau kita merasa susah belajar sejarah. tapi inggat sejarah sudah menjadi catatan yang melukiskan peristiwa yang indah yaitu merdeka.
Salam Historis dari Anak Rantauan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pendidikan Kesadaran

 Pendidikan Kesadaran Pendidikan adalah bagian penting untuk menyelamatkan bangsa Indonesia sebagai sebuah bangsa yang utuh dan berkembang, ...