Pribumi dan non
pribumi, sejarah hitam/putih
Sejarah yang ditorehkan
saat ini, memiliki kekuatan batin, secara komprehensif, perkembangan sejarah
terus berputar dan trus mengalir mengikuti arus jaman. Tidak kita sangak dan
tak terkira malah itu yang terjadi hari ini, konsensus-konsensus dalam roda
penulisan sejarah, selalu memngangkat kesadaran dan menciptakan kehendak untuk
berubah dalam tataran sosial dan kebangsaan dituntut untuk menciptakan cerita
masa lalu yang menyenagkan dan membanggakan. Konsep ini selalu diprioritaskan
dalam penulisan sejarah sejak kesadaran yang muncul pada penulisan sejarah Indonesia
sentris, menghendaki peran dari orang Indonesia dituntut untuk terlihat dalam
penulisan sejarah dan dalam peristiwa-peristiwanya. Pembentahan atas
nederlansenris mengindikasikan bahwa penulisan sejarah terus berubah. Lahir kemudian
pemikir dan sejarahwan yang membawa fisi baru dalam penulisan sejarah, yang
sebelumnya masih pada studi dokumen maka kemudia muncul Sartono sebagai orang
yang pertama di indonesia yang memperkenalakan teori sosiologi atau sosial
dalam menganalisis sejarah. perubahan ini memberikan tritmen baru dalam
penulisan sejarah. tentu kemudian banyak sejarawan yang menulis sejarah dengan
melihat secara kritis perkembangan sejarah dengan melahirkan isu-isu
kontroversi yang tentu membangun cara berpikir kritis orang yang membacanya dan
bertanya-tanya apakah betul sejarah demikian. Seperti Asvi Warman Adam, yang
banyak menulis tentang isu kontroversi dalam sejarah sehingga muncul kata
pelurusan sejarah. beberapa hari yang lalu penulis menonton suatu diskusi atau
kuliah Umum prof. Taufi Abdullah mengatakan omong kosong orang yang mengatakan
pelurusan sejarah. tentu dalam pengertian yang penulis pahami pasti dua tokoh
ini tidak akan bisa bertemu dalam forum diskusi karena perdebata-perdebatan dan
perbedaan penafsiran sejarah. karena sejarah identik dengan subjektivitas dari
penulis sejarah. karena obejektitifatas sejarah adalah ketika penulis mampu
menafsirkan sejarah dengan pemikiran dan teori yang ada. Jadi dalam pandangan
penulis pengerian ini menjadikan penulis sejarah identik dengan subjektivitas. Tapi
masalah ini sudah lewat dalam bahan-bahan diskusi dari para ahli pendidikan
sejarah dan para sejarahwan.
Meminjam pendapat
Kolonel Untung, tentang prolok, peristiwa, dan epilok. Konteks yang masih
menjadi perdebatan saat ini ialah perdebatan mengenai epilok. Yang selalu
berkembang, membuka ruang baru dalam sejarah, dalam lembaran baru ini, dalam
istilah John Look adalah Tabularasa, bagaimana kertas putih diisi dengan tinta
atau tulisan. Begitulah yang terjadi saat ini banyak perdebatan dan percecokkan.
Seperti isu kekinian adalah masalah pribumi dan non-pribumi. Dilihat secara
historis sebenarnya pribimi itu sudah berakhir-begitupun non-pribumi sudah
berakhir, kenapa demikian? Karena sekarang kita berada pada negara kesatuan republic
Indonesia. berarti masyarakat yang ada sudah melebur menjadi satu, sudah tidak
ada pembatas, suang, dan waktu. Dalam berkomunikasi karena kita sudah disatukan
dalam suatu komunikasi yang intens dengan bahasa yang satu.
Walau ada percecokkan
saat ini itulah cirri khas dari perkembangan sejarah, selalu muncul isu yang
tak terduga, hanya saja harus dicatat dan diinggan agar menjadi suatu sumber
pembuktian bahwa sejarah memiliki peran dan andil dalam membangun bangsa.
sejarah sudah terbukti kita sudah tersatu padu, tidak seharusnya ada proses
diskriminasi antara kelompok, masyarakat, serta secara individu. Semangat kebangsaan
harus terus dipupuk, bagaikan tanaman yang tumbuh, selayak pandang sejarah
terukir indah, dengan lantunan tulisan yang berjajar rapi, dengan konsonan,
yang tertata.
Koneksi sejarah harus
terus berkobar, tampa sejarah bangsa ini akan tersiksa, janganlah memandang
sejarah itu sepele, tidak penting, membosankan, membinggunkan. Tapi pandanglah
sejarah sebagai pemotivasi, yang menjadi catatn yang dapat diserap makana dan
dapat menjadi tolak ukur dalam melakukan aktivitas, dan pempertimbangkan baik
dan buruknya, tentu ini semua harus bercermin dan melihat kembali sejarah yang
ada. Walau kita merasa susah belajar sejarah. tapi inggat sejarah sudah menjadi
catatan yang melukiskan peristiwa yang indah yaitu merdeka.
Salam Historis dari Anak
Rantauan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar