Konsep, Berbicara, Perdebatan, Kritis.
Komponen inilah yang selalu
membawa masalah, dan menjadikan keadaan menjadi genting. Tentang Konsep, banyak
orang berbeda konsep dalam membangun bangsa, mulai dari kebijakan, sampai
aplikasinya, sehingga apa terjadi tumpang tindih antara si A, B, C,dan E…..
mengakibatkan, terjadinya kesenjangan dalam kehidupan bermasayarakat dan
berbangsa. Sederhana sebenarnya, tapi dibuat rumit oleh para pejabat politik
pemerintaha. Berbicara dan perdebatan, dua komponen ini menjadi suatu yang
fundamental dalam tanah air Indonesia. Tercermin dalam sidang-sidang DPR dan
DPD yang menjadi penyambung lidah rakyat. Keadaan yang terjadi ialah perdebatan
yang tiada henti dan ujungnya. Memperhabat pelaksanaan yang sesungguhnya.
Menjadikan kebijakan yang dibuat dalam Undang-Undang. Menjadi lier, dan tidak
memiliki tujuan yang pasti pada satu arah. Kenapa demikian, karena pembahasan
yang dilakukan oleh para wakil rakyar terlalu banyak pada ranah perdebatan,
maka tidak dapat melahirkan solusi yang cerdas. Kritis suatu komponen yang
banya dipandang keliru, yang pada dasarnya dalam dunia demokrasi kritis ini
sangat diperlukan, manun apa daya daya kritis ini sudah sangat ditakutkan,
mengakibatkan adanya kebijakan untuk menghentikan kegiatan yang tidak
reprentatip dalam kehidupan berbangsa. Nyatanya dikampus-kampus sebagai ladang
membangun jiwa kritis, lantas dijadikan sebagai wadah untuk membuat mahasiswa
tidak mampu berkutat dan meninggalkan tugas kuliah, dan kegiatan mahasiswa
selalu identik dengan kampus, dan tidak diberi peluang untuk melihat konsi
nyata duluar dunia kampus. Lantas apa yang harus diperbuat dengan keberadaan
yang selalu mengedepankan kampus. Apakah dapat mengembangkan daya nalar dan
berfikir. Padahal, bangsa ini sangat membutuhkan orang yang berjiwa kritis.
Akan terapi, bangsa inilah yang membuat orang atau anak muda apartis, terhadap
kekritisa.
Hidup diera digital, suatu
keharusan orang lebih senang main hp, line, WA, FB, ….yang tidak mensortir sama
sekali media yang digunakan. Sehingga orang yang memilikinya terjebak dalam
satu trinitas bahwa alat elktronik menurakan sesuatu yang fundamental. Suatu
saat orang-orang ini akan sadar jikalau musibah berdatangan. Sudah cukup banyak
masalah yang perlu diselesaikan, tapi apakah benar masalah ini tidak dapat
diselesaikan? Ya jikalau, orang-orang tidak memiliki kesadaran, akan tepati
sebaliknya jikalau mereka mau berbah maka tentu akan selalu dibuka puntu
kebaikan. Saatnya menjadikan sesuatu dalam diri kita menjadi keyakinan yang
bermakna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar