Jumat, 20 Oktober 2017

LANDASAN PEDAGOGIK



UJIAN AKHIR SEMESTER
Dibuat Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Landasan Pedagogik






Oleh :
F A I D I N
1605106



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2016


Oleh : Faidin
1.      Mengapa manusia perlu dididik?
Jawaban
Mengacu pada pertanyaan tersebut maka manusia sebagai mahluk hidup yang banyak sisi kekuranggannya maka untuk mengetahui yang belum dimengerti maka perlu adanya proses didikan, karena manusia memerlukan bantuan pada saat dialhirkan tak berdaya, penuh ketergantungan, masa belajar anak manusia memerlukan waktu yang lama untuk dapat berdiri sendiri, maka menurut Karl Japers dalam (Bambang Robandi, 2010), bahwa adanya sebagai manusia adalah menjadi manusia, atau manusia akan dapat menjadi manusia hanya melalui pendidikan. Implikasinya bahwa pendidikan tidak lain dan tidak bukan adalah untuk humanisasi bisa dikatakan upaya memanusiakan manusia. Sedangkan hakekat dan martabat manusia (Bambang Robandi, 2010) adalah mahluk paling indah dan paling tinggi derajatnya, serta khalifah di muka bumi. Untuk itu kalau kita mengacu pada pemikiran john look tentang teori tabularasa dalam (William Crain, 2007) bahwa anak-anak merupakan lembaran putih yang akan diukir oleh pendidik dengan apa saja yang ia kehendaki. Inilah dasar sehingga manusia harus dididik, oleh orang yang sudah memiliki pengetahuan terlebih dahulu biasanya orang yang sudah dewasa identik dengan guru, dosen sebagai orang yang melakukan pendidikan bagi manusia yang membutuhkan proses pembelajaran.
UNESCO, 1999 dalam (Mulyasa, 2013). Telah mengemukakan dua basisi landasan pertama, pendidikan harus diletakan pada empat pilar yaitu: a. belajar mengetahui (learning to know) b. belajar melakukan (learning to do) c. belajar hidup dalam kebersamaan (learning to live to gether), dan d. belajar menjadi diri sendiri (learning to be). Kedua, belajar seumur hidup (life long learning). Semua ini menjadi rujukan untuk melakukan proses pendidikan dalam mengupayakan terbentuknya manusia yang cerdas.
Sedangkan di Indonesia sudah di jelaskan dalam Undang Undang Dasar 1945 pasal 31, tentang hak setiap warganegara untuk memperoleh pendidikan, termasuk anak berkebutuhan khusus. Maka diperjelas dalam Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengembangan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan bagi dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (Nuansa Aulia, 2003). Maka manusia Indonesia pun diwajibkan untuk dididik sebagai bentuk  pencerahan untu menjadi manusia yang lebih baik.
2.      Gambarkan perkembangan pendidikan diindonesia?
Jawaban
Pendidikan merupakan sebuah wadah terjadinya interaksi keilmuan antara guru dengan siswa antara dosen dengan mahasiswa, bila dilihat secara historis pendidikan Indonesia tentu bisa kita kaji dalam sisi kebijakan bahwa Faktor sistem politik suatu negara mempengaruhi produk kebijakan (Abdurrahman, 2005:4). Apalagi dalam dunia pendidikan sampai saat ini kebijakan pemerintah tentang pendidikan terus berubaha bisa kita amati  dari kebijakan beberapa model rejim pemerintah Indonesia yaitu rezim orde lama, rejim orde baru, rejim revormasi, setiap pemerintah tersebut member model dan corak pendidikan nasional yang berubah pula (Nurhayari, 2008, 2). Jadi perkembangan pendidikan di Indonesia tergantug pada kebijakan pemimpinya masing-masing di setiap kepemimpinan. Hal ini sudah menjadi hal yang lumrah dinegara Indonesia.
Kebijakan pemerintahpun menjadi suatuhal yang funda mental dalam pergantian kurikulum sejak 1945, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan mulai pada tahun 1947, 1952, 1964,1968, 1975, 1984, 1994, 2004, kurikulum 2006 (Dicki irianto, 2014). Samapai kurikulum saat ini kurikulum 2013 dan pada akhirnya direvisi juga. Tentu semua perubahan ini merupakan suatu keharusan untuk menjawab tantangan pendidikan di Indonesia.
Perkembangan pendidikan Indonesia saat ini diiringi untuk berusaha memperbaiki sistem pendidikan yang ada dan akan menetapkan kurikulum 2013, dengan berbagai tuntutan bagi peserta didik hingga mencapai kesetaraan dengan negara maju. (Puskomda Surabaya Raya: 20 Desember 2016). Tentu ini semua adalah tanggung jawab semua bangsa kenapa bisa seperti itu karena pendidikan bukan milik pemerintah saja akan tenatapi milik semua bangsa indonesia walaupun kebijakan yang dikeluarkan pemerintah tidak sama tapi masyarakat harus bisa membangun bersama pendidikan Indonesia.
3.      Jelaskan karakteristik manusia Indonesia terhadap pendidikan?
Jawaban
Sesunguhnya manusia Indonesia di pada sisi karakteristikya dalam sisi budaya tentu sangat berbeda, namun terhadp pendidikan tingkat partisipansinya sudah mulai meningkat dilihat dari data tahun 2007 dalam (Anies, 2014) bahwa tingkap partisipasi dalam dunia pendidikan sebanyak 95% disbanding tahun-tahun sebelumnya maka hal ini menunjukkan kemajuan bangsa Indonesia. Artinya bahwa karakter manusia Indonesia sudah mulai sadar betapa pentingnya suatu pendidikan.
Berbicara masalah karakteristi maka Menurut imam Barnadib (1978:14 mengatikan watak atau karakter dalam arti psikologis dan etis dijelaskan satu persatu untuk arti psikologis watak adalah sifat-sifat yang demikian nampak dan yang seolah-olah mewakili pribadinya. Sedangkan dalam arti etis, watak harus mengenai nilai-nilai yang baik dan menunjukkan sifat-sifat yang selalu dapat dipercaya, sehingga orang yang berwatak itu menunjukkan sifat mempunyai pendirian yang teguh, baik, terpuji dan dapat dipercaya. Jadi dari dua arti ini bisa kita melihat karakteristik yang dimiliki oleh manusia Indonesia diberbagai daerah yang terletan di Indonesia. Sedangkan penjelasan tentang manusia merupakan pribadi dan karena itu merupakan panggilan yang harus membangun untuk menentukan sejarah (Poespowardojo, 1993: 54-55). Maka dari penjelasan ini bisa di sederhanakan bahwa pribadi harus mampu member andil apalagi dalam dunia pendidikan manusia Indonesia mampu member kontribusi dalam suatu kemauan untuk belajar dan memngabdi ketika selesai mengikitu proses pendidikan.
Sejarah Indonesia telah mencatat bahwa pada dua dasa warsa pasca kemerdekaan Republik Indonesia, pembangunan nasional yang digarap pertama kali adalah di bidang politik yakni membangun bangsa dan karakter seluruh masyarakat Indonesia yang berisi semangat nasionalisme, rasa cinta kepada tanah air (Wibisono, 1998: 8; Poespowardojo, 1991: 2).  Artinya dalam dunia pendidikan pun harus diletakkan suatu misi membaguna semangat nasionalisme, rasa cinta terhadap bangsa semua ini adalah tanggung jawab dunia pendidikan sebagai wadah yang harus siap menampun anak bagsa.
4.      Upaya untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar?
Jawaban
Upaya yang sudah dilakukan pemerintah sudah jelas dalam undang undang dasar 1945 bahwa pemerinta harus bisa mencerdasakan kehidupan bangsa lewat dinia pendidikan anggaran sudah dikeluarkal oleh pemerintah melaui pasal 31 bahwa anggaran untuk pendidikan sebanyak 20% persen. Artinya bahwa pemerintah sudah berusaha melakukan itu dan guru dan donsen sudah dipertegas juga dalam undang undang tentang guru dan dosen yang harus memberikan ilmu kepada siswa atau mahasiswa. Namun yang menjadi inti dari jawabanya adalah bagaiman upaya yang dilakukan guru ketika ada siswa yang mengalami kesulitan belajar. Menurut (Sardiman, 2010) tugas guru adalah bagaimana mendorong para siswa agar pada dirinya tumbuh motivasi. Jadi guru harus bisa membangunmotivasi siswa yang malas, kurang perhatianya, dan yang mengalami kesulitan belajar beserta mendampingi para peserta didik tersebut supaya mau belajar bersama dengan temanya baik secara kelompok ini adalah cara yang harus diterapkan karena tampa semua ini otomatis siswa tidak akan bergairah lama belajar, ntuk itu guru harus pandai-pandai member peragaan, member contoh supaya siswa yang demikian bisa termotivasi.
Lebih diperjelas bahwa untuk membangun siswa yang kesulitan belajar juga bisa dilakukan dengan cara  membuat interaksi edukatif antar siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru dipertegar oleh pendapat Fathimah Khoirotinisa (2012) bahwa terdapat kolerasi positif antara interaksi edukatif terhada prestasi belajar. Artinya bahwa bisa juga membawa anak-anak tersebut menjadi perestasi bila upaya yang dilakukan dengan susngguh-sunggug untuk kepentingan umat dan bangsa.
5.      Terdapat wacana penghapusan ujian nasional (UN) apa persepsi anda terhadap isu tersebut?
Jawaban
Masalah UN disetiap daerah sangat mencemaskan bila dibaca buletin (Parlementaria, 2014) bahwa banyak kesalahan yang ditemukan oleh komisi VII DPR RI dalam pelaksanaan UN mulai dari adanya soal yang sama, ada juga soal yang tidak universal. Jadi ini semua adalah bentuk keburukan UN yang diterapkan dalam bangsa kita. Kemali lagi bahwa wacana yang saat ini lagi buming tentang penghapusan UN tentu ini suatu hal yang wajar kenapa karena disetiap daerah yang melakukan UN di Indonesia banyak sekali kejanggalan yang terjadi dilapangan. Sebenarnya sejak Muhamad Nuh (2013) menjadi mentri isu penghapusan UN itu sadah ada akan tetapi masih pada tingkat dasar atau SD. Itupun sudah mulai digarap untuk melakukan penghapusan UN
Suatu wacana  pada tahun 2016 pada masa menteri yang baru Muhadjir Effendi ini muncul lagi wacana penghapusan UN sebenarnya menurut ananda wajar bila UN dihapu karna dinegara lain sudah tidak ada UN seperti Indonesia yang menjadi sarat untuk masuk ketingkat berikutnya namun dinegaralain itu hanya sebagai pemilah mana yang masuk kejuruan, atau sains. Maka UN harus dihapus kalaupun tidak dihapus ubah kebijakan pemerinta bahwa UN bukan lah sarat untuk masuk ketingkat berikutnya tapi menjadi suatu bentuk refleksi bagi siswa saja dalam hal ini supaya mereka terpacu dan labih giat lagi dalan proses pembelajaran.
Pemerintah mewacanakan untuk penghapusan pelaksanaan ujian nasional di 30 persen sekolah yang memiliki niali akademik di atas rata-rata standar nasional. Muhadjir menilai sekolah yang memiliki niali akademik diatas rata-rata nasionala jurtru tak perlu mengikuti ujian nasional. Karena pengahpusan pelaksanaan ujian nasional dilaksanakan untuk memberikan apresiasi kepada sekolah-sekolah tersebut sumber (Muhadjir, 2016).
Maka saya sangat setuju dengan pernyataan muhadjir tentang penghapuasan UN untuk 30% sekolah yang memiliki kerebilitas diatas rata-rata akan tetapi bila wacana ini berhasil maka seharusnya wacana ini bisa diterapkan dalam semua ujian nasional karena sekolah yang lain pun membutuhkan keseimbangan atau kesetaraan dalam suatu kebijakan.
6.      Ilmu apa yang terkait dengan proses belajar mengajar?
Jawaban
Ilmu yang berkaitan dengan proses pembelajaran ialah ilmu pedagogik dan andragogik, dimana kedua hal ini sangat jelas peranya dalam dunia pendidikan apalagi dalam proses belajar mengajar,  menurut (Denim, 2010) bahwa pedagogik merupakan seni mendidik dan mengajar anak-anak sedangkan andragogik merupakan seni mendidik dan mengajar untuk orang dewasa. Artinya bahwa inilah ilmu yang berkaitan dengan proses belajar mengajar yang dimana menjelaskan proses mendidik anak mapun belajar untuk orang dewasa.
Adapu letak perbedaan dua unsure ilmu ini menurut (Malcolm Knowles,1977). Pedagogik merupakan 1. konsep diri anak ialah pribadi yang tergantung. Hubungan pelajar dengan pengajar merupakan hubungan yang bersifat pengarah (a directing relationship). 2. Pengalaman pelajar masih sangat terbatas, karena itu dinilai kecil dalam proses pendidikan. Komunitas satu arah dari pendidik kepada pelajar. 3. Kesiapan pelajar pendidik menentukan apa yang akan dipelajari, bagaimana dan kapan belajar. 4. Perspektif waktu dan orientasi terhadap belajar. Diajarkan bahan yang dimaksudkan untuk digunakan di masa yang pendekatannya “subject centered”. Bila kita memahami secara sederhana maka pedagogi atau pedagogik ilmu mendidik di ibaratka melakukan proses pengajaran dengan mengisi kertas kosong yang masih perlu diasah kemampuannya. Sedangkan Andragogi merupakan 1. Pelajar yang bukan pribadi yang tergantung, tetapi pribadi yang telah masak secara psikologis. Hubungan pelajar dengan pengajar merupakan hubungan saling membantu yang timbal balik (a helping relationship). 2. Pengalaman pelajar orang dewasa dinilai sebagai sumber belajar yang kaya. Multi komunikasi oleh semua peserta, pengajar maupun pelajar. 3. Pelajar menentukan apa yang mereka perlu pelajari berdasarkan pada pesepsi mereka sendiri terhadap tuntutan situasi social mereka. 4. Belajar merupakan proses untuk penemuan masalah pada saat itu juga. Sedangkan andragogik bisa kita katakana sudah memiliki pengetahuan bawaan sehingga pelajaran yang ia dapatkan bisa langsung dipraktekkan olehnya di lingkungannya.
Jadi perbedaan mendasar antara pedagogik sebagai ilmu mendidik terbatas pada anak jadi yang menjadi objek kajiannya pedagogik adalah pergaulan pendidikan antara orang dewasa dengan anak yang belum dewasa, dan andragogik sebagai suatu model proses pembelajaran peserta didik warga belajar dewasa (Sadullah,2011: 4-6). Jadi perbedaan ini adalah suatu kewajaran akan tetapi yang perlu dipahami adalah bahwa proses pembelajaran tentang dua ilmu ini berbeda akan tetapi kedua konteks ilmu inilah yang termasuk dalam proses pembelajara.
7.      Bagaimana mengangkat kearifan lokal sebagai sumber belajar bagi siswa?
Jawaban
Dalam proses revisi kurikulum 2013 yang dilakukan Kementerian pendidikan dan kebudayaan (2016) sudah dijelaskan bahwa materi pembelajaran harus dikaitkan dengan budaya lokal. sebagai contoh dalam pembelajaran sejarah Indonesia tentang islam maka harus disesuaikan dengan kearifan lokal yang berkembang di semua daerah bagaimana budaya orang islam yang dulu seperti di daerah bima ada yang namanya rimpu maka rimpu ini sebagai suatu kearifan lokal maka diangkat untuk menjadi sebuah sumber belajar bagi siswa.
Berbicara masalah kearifan lokal menurut (Tilaar, 2002:9) bahwa proses penaburan benih-benih budaya dan peradaban manusia yang hidup dan dihidupkan oleh nilai atau visi yang berkembang dan dikembangkan dalam suatu masyarakat. Lebih dipertegas lagi oleh tilaar bahwa nilai moral, kebiasaan, adat tradisi, dan kebudayaan tertentu yang menjadi keseharian masyarakat merupakan hal yang perlu diketahui dan dipelajari oleh siswa. Jadi kearifan lokal itu sangat penting dijadikan sumber belajar bagi siswa untuk membangun, karakter, nasionalisme maka perlu ditaburi nilai kearifan lokal ini kepada peserta didik.
Semua yang telah disebut diatas menujakan bahwa lingkungan mempunyai peran penting bagi proses pendidikan anak karena lingkungan akan berpengaruh terhadap pertumbuhan mereka (Partington dan Mccudden, 1993). Artinya lingkungan dalam arti kearifan lokal yang dimiliki oleh setiap daerah otomatis akan bisa berperan memperbaiki kebiasaan yang dimiliki oleh siswa dengan cara paham betul sejarah didaerahnya sendiri karena baying siswa yang tawuran antara sekolah dll karena kereka sebenarnya tidak memahami bagaiaman sebenarnya budaya asli mereka. Maka sangat penting sekali kearifan lokal ini ditaburi dalam proses pembelajaran yang diterapkan dalam lingkungan pendidikan.

Daftar Pustaka

Abdurrahman Assegaf, 2005. Politik Pendidikan Nasional Bergeser Kebijakan Pendidikan Agama Islam Dari Pra Proklamasi Kereformasi. Yokyakarta: Kurnia Kalam.
Anies , 2014. Gawad Darurat Pendidikan di Indonesia. Jakarta : Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Disampaikan Dalam Silaturahmi Kementerian Dengan Kepala Dinas.
Bambang Robandi, 2010. Manusia Sebagai Animal Educandum. FIP UPI: Disajikan  Dalam Perkuliahan Landasan Pendidikan.
Barnadib, Imam (1978). Filsafat Pendidikan (Tinjauan Mengenai Beberapa Aspek dan Proses Pendidikan). Yogyakarta: Penerbit “STUDING”.
Denim, Sudarwan. 2010. Pedagogik, Androgogik, dan Heutagogi. Bandung: Alfabeta.
Dicki Wirianto (2014). Perspektif Historis Transformasi Kurikulum di Indonesia. UIN Ar-Raniry:  Islamic Studies Journal vol. 2 no. 1 Jauari-Juni.
Diskursus Mengenai Pendidikan Menurut Plato” dalam Majalah Filsafat Driyarkara. Th. XXV Nomor 4, April 2002.
Jene, Jeremias (2002). “Pendidikan Sebagai Kontrol Sosial dan Kebebasan Individu.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,  2016.  Kurikulum 2013 Kompetensi Dasar  Sekolah Menengah atas (SMA) Madrasah Aliyah (MA). Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Dalam Halaman Staff.Uny.ac.id. Diambil tanggal 28-11-2016.
Khoirotinisa , 2012. Korelasi Intektif Edukatif Terhadap Prestasi Belajar Bahasa Arab Siswa di MTS Al Ma’had An Nur ngarukem bantul. Yokyakarta: Skripsi. Fakultas tarbiyah UIN sunan kalijaga.
Knowles, Malcolm. 1977. The modern practice of Adult Education.
Muhadjir, 2016. Mendikbud Wacanakan Hapus Ujian Nasional di 30 Persen Sekolah. Jakarta: Mendikbut.
Muhammad nuh, 2013. Kemendikbut Kaji Penghapusan UN SD. Jakarta: Kemendikbut.
Mulyasa, 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013.
Nuansa aulia, 2003. Himpunan Perundang Undagan RI tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Jakarta: Departemen Pendidikan Indonesia.
Nurhayari, 2008. Studi Histori Perkembangan Pendidikan Islam di Indonesia. Yogyakarta: Skripsi Universitas Negeri Sunan Kalijaga.
Parlementaria, 2014. Komisi VIII Menemukan Sejumalah Masalah UN MTs Kaltim. Jakarta: Bulletin DPR  Nomor: 8I5/V/2014
Partington and McCudden,1993.Ethnicity and Education. Wenworth Falls, NSW: Social Science Press.
Puskomda Surabaya Raya. 2016.Potret Pendidikan Indonesia. http: //www. fsldkn. org/ke-ummat-an/ potret-pendidikan-indonesia.html. Diunduh pada 20 desember 2016.
Pospowardojo, Soerjanto (1991). Pembangunan Nasional dalam Perspektif Budaya: Suatu Pendekatan Filsafat. . Pidato Pengukuhan Guru Besar Tetap dalam Ilmu Filsafat Pada Fakultas Sastra Universitas Indonesia di Jakarta Pada Tanggal 30 November 1991.
______1993. Strategi Kebudayaan: Suatu Pendekatan Filosofis. Jakarta : Penerbit PT Grameia Bekerja Sama Dengan LPSP (Lembaga Pengkajian Strategi dan Pembangunan).
Sadulloh, uyoh. 2011. Pedagogik Ilmu Mendidik. Bandung: Alfabeta.
Sardiman, 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Tilaar, H.A.R. (2002). Pendidikan, kebudayaan, dan masyarakat madani. Bandung: Remaja Rosdakarya.
William Crain, 2007. Teori Pengembangan Konsep dan Aplikasi. Yokyakarta: Pustaka Pelajar.

Balanced Assessment Sistem



Makalah
Balanced Assessment Sistem
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Model Asesmen Pembelajaran Sejarah






Oleh :
F A I D I N
1605106


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2016


PENDAHULUAN
a.       Latar Belakang 
Masalah dunia pendidikan pada saat ini begitu komplek diera globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah, karena globalisasi merupakan suatu proses dari gagasan yang dimunculkan kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa-bangsa diseluruh dunia (Jamli, dkk. 2005:1). Artinya dampak dari globalisasi bagi dunia pendidikan pun sangat memprihatinkan apalagi ketika berbicara masalah sistem penilaian yang sampai saat ini masih banyak perdebatan karna penilaian harus sesuai kebutuhan.
Upaya pemerintah untuk menyempurnakan sistem pendidikan, salah satunya adalah dengan mengunakan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 32 tahun 2013 tentang perubahan atas peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan maka perlu diselaraskan dengan dinamika perkembangan masyarakat lokal, nasional, dan global guna mewujudkan fungsi dan tujuan pendidikan. Standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, dan standar penilaian, yang seharusnya bersama-sama membangun  pendidikan yang baik guna untuk kepentingan memperbaiki generasi bangsa bangsa kedepan untuk itu dalam tulisan ini yang lebih ditekankan berupa sistem penilaian yang seimbang.
Istilah penilaian atau asessment adalah sebagai penilaian proses, kemajuan, dan hasil belajar siswa sedangkan asesmen diartiakan oleh (Jutmini dkk, 2007) Asessment adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan mengunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan instrumen test maupun non-test. Sedangkan asesmen menurut (Lounghlin and Lewis) Adalah proses sistematika dalam pengumpulan data seseorang anak yang berfungsi untuk melihat kemampuan dan kesulitan yang dihadapi seseorang saat itu, sebagai bahan untuk menentukan apa yang sesungguhnya dibutuhkan. Namun secara umum makna penilaian adalah proses suatu kaitan yang sistematis dan berkesinambungan, untuk mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik, dalam rangka membuat keputusan-keputusan berdasarkan kriteria dari pertimbangan tertentu (https://lutfi4math.wordpress.com). Sedangkan sistem menurut (Brian Gong, 2010) sebuah sistem atau proses kebijakan, terkoordinasi, dan menyeluruh untuk menjamin bahwa kurikulum, program pengajaran, dan proses penilaian yang sebenarnya bagian dari visi kohesif. Terlepas dari arti sistem maka ia menjelaskan balanced yang dimana Sistem penilaian harus seimbang, yang menunjukkan bobot dan distribusi dukungan proses pembelajaran dan akuntabilitas kebutuhan yang sesuai. Sedangkan menurut menurut Kaplan dan Norton (1996), Balanced dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa kinerja personel atau pribadi diukur secara seimbang dan dipandang dari dua aspek yaitu, jangka pendek dan jangka panjang, dan dari intern maupun ekstern. Dimana balanced asesmen sistem ini merupakan kombinasi antar empat proses penilaian formatif, sumatif, classroom, dan benchmark. Mengacu dari penjelasan tersebut makalah ini akan diusahakan untuk mengungkapkan ciri dari balanced assessment sistem dan penerapan dalam pembelajaran.





















PEMBAHASAN
a.       Ciri Balanced Asesmen Sistem
Ciri dari balanced asesmen sistem yang dipahami penulis ada empat, Formatif, Sumatif, Classroom, Benchmark. Sebelum dijelaskan ciri-ciri tersebut terlebih dahulu dijelaskan definisi dari  sistem penilaian seimbang, merupakan sebuah pendekatan yang seimbang untuk penilaian mencakup keseimbangan alat dan strategi yang adil, bervariasi, handal dan langkah-langkah yang cukum untuk bahan pembelajaran siswa. Disekolah atau kelas tingkat keseimbangan memerlukan penggunaan beberapa langkah untuk mendapatkan gamabaran besar dari kinerja siswa. Ini termasik tes standar penilaian kelas serta observasi informal untuk menginformasikan seluruh instruksi kelompok atau kurikulum peneyesuaian (http://www.hopkinton.k12.ma.us). Artinya bahwa sistem penilaian seimbang merupakan bentuk penilaian memperhatikan semua komponen yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Untuk itu perlu dijelaskan ciri daripada balanced asesmen sistem diantaranya sebagai berikut:
Pertama, Penilaian Formatif
Penilaian formatif merupakan suatu penialaian yang member informasi yang dibutuhkan oleh guru dan siswa ketika pembelajaran berlangsung, sedangkan bagi siswa penilaian formatif mendukung bagaimana mencapai tujuannya sedangkan bagi guru untuk mengambil keputusan pembelajaran apa yang harus dibuat (Anderson dkk, 2010: 372). Mengacu penjelasan tersebut antara siswa dan guru sangat membutuhkan penilaian formatin ini untuk menncapai tujuan yang dimaksud berupak keberhasilan dari proses pembelajaran. Sukmadinata (2006) menjalaskan funsi dari evaluasi formatif sebagai umpan balik bagi siswa delam penyempurnaan penguasaan suatu satuan pelajaran. Lebih mempertegas black and William (1998) bahwa penelitian yang lebih luas pada penilaian dan pembelajaran menunjukkan bahwa penggunaan terampil dari penilaian formatif memiliki efek positif yang singnifikan pada siswa yang belajar. Sesuai dengan penjelasan tersebut penilaian formatif sangat mendukung dunia pendidikan dalam memperbaiki proses pembelajaran.
Sistem penilaian formatif efektif untuk guru yang terus dan harus memeriksa belajar siswa dan bersedia untuk memodifikasi instruksi untuk memenuhi kebutuhan siswa yang diidentifikasi oleh data (Heritage, 2007). Untuk itu penilaian formatif member nilai positif untuk melakukan perbaikan pembelajaran karena penilaian ini terlaksana pada saat proses pembelajaran contoh seorang guru bertanya kepada siswa dan siswa menjawab begitu juga siswa bertanya dan guru menjawab ada proses timbal balik dalam proses pembelajaran untuk mendukun keatifan kelas.
Kedua, Penilaian Sumatif
Penilaian sumatif merukan proeses penilaian yang dialaksanakan baik setelah materi diajarkan dan umumnya tidak mempengaruhi arus, berlangsung intruksi bagi siswa, hal tersebut dapat sering digunakan untuk peningkatkan mutu siswa dan untuk mengukur pertumbuhan siswa, sambil member umpan balik tentang bagaimana untuk meningkatkan instruksi kelas dimasa depan (http://www.google.co.id.balanced.asesement). Anderson dkk (2010:373) penilaian sumatif merupakan penilaian memberi data-data yang guru butuhkan untuk menentukan dan menjustifikasi nilai-nilai siswa. Artinya penilaian tersebut sebagai tolak ukur untuk melhat sejauh mana penguasaan materi yang yang sudah didapatkan oleh siswa dan sebagai penentu siswa yang tinggi nilainya dan rendah dilihat dari hasil ujiannya.
Fungsi dari evaluasi sumatif adalah sebagai umpan balik bagi siswa pada akhir satuan program atau semester (Sukmadinata, 2006). Umpan balik yang dimaksud adalah siswa ditagih bagaimana siswa memahami materi yang sudah ia pelajari lewat ujian yang dilaksanakan baik unjian diakhir pertemuan, ujian semester, maupun tahunan. Sebagai bentuk pertangung jawaban siswa kepada gurunya.
Ketiga, Penilaian Classroom
Penilain kelas adalah merupakan penilaian yang bila dalam kerangka penilaian seimbang semua penilaian memiliki tempat di lingkungan sekolah, dasar-dasar, penguatan, penggunaan dan kualitas penilaian kelas oleh guru dan siswa. (http:www.orng.classroom-assessment).
(Rick Stiggins, 2008:4) menjelaskan level penilaian kelas yaitu konteks harus menjadi salah satu standar pencapaian yang mengatur kemajuan pembelajaran melalui tingkatan level penuh untuk memenuhi jalannya siswa demi suksesnya pada jalan suksesnya penilaian akademik dalam mendukung menurunya kemajuan pembelajaran siswa harus menyediakan penilaian. Karena Ini harus dibuat, apa yang terjadi di pembelajaranslanjutnya, yang dibuat oleh siswa, guru dan kadang-kadang orang tua. Informasi lanjutan membutuhkan fakta dari letaknya siswa sekarang ini pada rancangan utama disetiap standar. Artinya bahwa keterlibata siswa sangat mendukung penilaian kelas karena penilaian tersebut menjadi suatu keharusaln dalam pendidikan dan menjadi tolak ukur maju dan mundurnya siswa didalam kelas tergantung pada penialaian kelas.
Keempat, Penilaian Benchmark
Istilah standar penilaian adalah suatu penilaian yang digunakan di seluruh negeri dan dalam literature atau reverensi. standar sering digunakan sebagai penilaian yang mengukur kemajuan unit yang lebih besar. standar penilaian biasanya diberikan beberapa kali (http://www.org/benchmark assessment ). Standar  penilaian Secara sederhana, merupakan standar yang jelas dan disepakati harapan untuk pembelajaran yang dapat berupa pengetahuan, keterampilan, kompetensi, atau perilaku tertentu. standar biasanya memiliki tingkat harapan yang menyertai peserta didik dan proses pemilahan untuk menentukan tingkat prestasi juga (Brian Gong, 2010). Jadi dari penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa satandar penilaian, ini adalah patokan yang harus menjadi dasar untuk penilaian di Indonesia dalam (pasal 35. UU No. 20 tahun 2003) dijelaskan dari standar isi, standar kompetensi, standar lulusan, standar tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana pendidikan. Semua standar ini otomatis perlu dan harus dilaksanakan dalam pendidikan Indonesia mulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi.
b.      Penerapan dalam pembelajaran
Penilaian sangat menentukan keberhasilan dan tidaknya suatu mata pelajaran yang telah dipelajari oleh siswa, begitu juga kemajuan pendidikan tidak terlepas dari proses memperbaikinya lewat sebuah sistem penilaian. Sistem penilaian yang seimbang terdiri dari alat untuk menilai dan menginformasikan pembelajaran. Alat penilaian menjadi info       rmasi untuk kebijakan, program, dan guru dan peserta didik dengan cara yang koheren dan terkoordinasi. Semua daerah penting diikut sertakan. Sebuah sistem penilaian seimbang mencakup beberapa penjelasan penialaian diatas meliputi, tindakan sumatif seperti tes negara yang sifatnya tahunan, penilaian formatif proses penilaian yang digunakan untuk mengarahkan kelas belajar dan mengajar, penilaian kelas berupa penialaian aktifitas yang terjadi dalam ruang kelas, dan standar penilaian, sebagai rujukan semua penilaian untuk mengusahakan tercapainya standar yang diharapkan (Brian Gong, 2010). Langkah-langkah tersebut membantu untuk memberikan informasi yang koheren ditingkat sistem pendidikan, negara atau nasional, kabupaten, sekolah, ruang kelas, dan siswa serta guru.
Sistem penilaian yang seimbang juga termasuk mendukung untuk menggunakan informasi penilaian tepat, sebuah sistem penilaian yang seimbang meliputi komponen standar isi dan langkah-langkah penilaian. sistem harus seimbang yang menunjukkan bobot dan distribusi dukungan proses pembelajaran dan akuntabilitas kebutuhan yang sesuai. Selanjutnya untuk meningkatkan pendidikan maka harus melalui penilaian, inovasi, dan evaluasi. Untuk memenuhi ini semua maka perlu adanya pendekatan yang seimbang untuk penilaian dalam pendidikan  Braun dalam (http://assessmentliteracy.org). Sebuah contoh dalam penerapan pembelajaran seorang guru sejarah mengajar materi sejarah Indonesia dengan langkah sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. Dalam kegiatan apersepsi kalau seharusnya guru bertanya sejauh mana siswa memahami materi atau memang siswa tersebut belum tau materi tersebut, agar guru yang mengajar tersebut mengetahui kemampuan siswa kalau ia belum melakukan penilaian terlebih dahulu sebagai tolak ukur ia untuk mencapai tujuan pendidikan. Otomatis guru tersebut tidak akan mampu mencapai keberhasilan dalam penilaian pun seorang guru harus pandai-panda melakukan penilaian. Baik didalam kelas saat proses pembelajarn berlangsung, diakhir pertemuan, maupun pandasaat penilaian yang laian sebagai dasar seorang guru untuk lebih memperbaiki proses pembelajarannya.
c.       Simpulan
Penjelasan yang sudah tertera diatas bila penulis simpulkan berkenaak sistem penilaian seimbang, sangat diharapkan keberadaanya dimana pendidikan saat ini lagi mengaharapakan adanya keseimbangan supaya tidak ada tumpang tindih dalam penilaian yang terjadi atau yang telah diterapkan maka penilaian seimbang sangat menjadi motifasi untuk melahirkan generasi yang baik sesuai cita-cita bangsa yaitu ingin melahirkan generasi emas ditahu 2025.
Untuk itu sistem penilaian seimbang harus menjadi patokan untuk malaukan kegiatan pendidikan apalagi dalam prses pembelajarang, pendidikan sebagai harapan masyaraka, pendidikan pencetus generasi, seharusnya mulai sadar dengan keberadaannya agar pendidikan Indonesia menjadi contoh bagai yang lain.




DAFTAR PUSTAKA
Anderson, dkk. 2010. Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajara, dan Asesmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Black, P., & Wiliam, D. 1998. Inside the Black Box: Raising Standards Through Classroom Assessment. London: King's College.
Brian Gong, 2010. Using Balanced Assessment Systems To Improve Student Learning And School Capacity. An Introduction. Center for the Improvement of Educational Assessment, Inc: Paper commissioned by CCSSO and the R&D Consortium sponsored by Renaissance Learning.
Jutmini dkk, 2007. Panduan Evaluasi Pembelajaran. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Kaplan, Robert S and David P Norton, 1996. Balanced Scorecard : Menerapkan Strategi Menjadi Aksi, Erlangga : Jakarta.
Heritage, M. (2007). Formative Assessment: What do Teachers Need to Know and do? Phi Delta Kappan.
Jamli dkk, 2005. Kewarganegaraan. Jakarta: bumi aksara.
Rick Stiggins, 2008. A Call for the Development of Balanced Assessment Systems. ETS Assessment Training Institute: Assessment Manifesto.
Sukmadinata. 2006. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung: Pt Remaja Rosda Karya .
Peraturan Pemerinta No. 19 Tahun 2005, Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.
Braun 2016. Bandung: Diambil Tanggal 12 Desember Dalam Halaman http://assessmentliteracy.org/blog/benefits-balanced-comprehensive-assessment-system.
2016. Bandung: Diambil Pada Tanggal 13 Desember Pada Halaman Internet. http: // www. hopkinton.
2016. Bandung: Sumber Diambil Tanggal 12 Desember Dalam Halaman Internet.  http://www.org/classroom assessment.
2016. Bandung: Diambil Pada Tanggal 13 Desember Pada Halaman Internet. https: // www. google. co. id. balanced. asesment.
2016. Evaluasi Penilaian dan Pengukuran Pembelajaran. Bandung: Diambil tangal 14 desember. Di halaman https: //lutfi4math. wordpress. Com.
2016. Penilaian  Standar. Bandung: Diambil Pada Tanggal 12 Desember Dalam Halaman. http://www.org/benchmark assessment.

 

Pendidikan Kesadaran

 Pendidikan Kesadaran Pendidikan adalah bagian penting untuk menyelamatkan bangsa Indonesia sebagai sebuah bangsa yang utuh dan berkembang, ...